ANDA PENGUNJUNG KE
Showing posts with label cerita pendek. Show all posts
Showing posts with label cerita pendek. Show all posts
Pernikahanku !
Judul: Pernikahanku (Failed Revenge)
Status: Cerpen Langsung Tamat
Gendre: Drama Keluarga
Jenis: Fiksi
Kisah Raja Namrud
Jasad Raja Namrud
Raja Namrud (hidup sekitar tahun 2275 SM-1943 SM) juga disebut eja Namrudz bin Kan'aan, dia adalah seorang Raja yang memerintah Mesopotamia kuno (kini dikenal negara Irak). Ia memiliki gelar "a mighty hunter" yang berarti "pemburu yang hebat" atau "pemburu yang perkasa", Nama lengkapnya adalah Namrudz bin Kan'aan bin Kush bin Ham bin Nuh (Nuh as) Selain itu beliau diberi gelar Dewa Bacchus atau Dewa Anggur dan Dewa Matahari. Namanya tercatat dalam Taurat, Injil dan kisah-kisah Islam.
Setiap orang Memiliki Kisah Hidup
Setiap orang Memiliki Kisah Hidup
Seorang lelaki berusia 24 tahun sedang berada di kereta api bersama dengan ayahnya. Ia melihat keluar melalui jendela kereta api dan berteriak,
“Ayah, lihat pohon-pohon itu berjalan!”
Seorang lelaki berusia 24 tahun sedang berada di kereta api bersama dengan ayahnya. Ia melihat keluar melalui jendela kereta api dan berteriak,
“Ayah, lihat pohon-pohon itu berjalan!”
Kisah Nyata perjalanan menemukan hidayah Chica Koeswoyo
Kisah nyata Chicha Koeswoyo.
Kisah ini sengaja kami publish di Blog Cerpen karna ceritanya menginspirasi dan semoga bermanfaat untuk para pembaca. Cerita ini diadaptasi dari akun Facebok Zula Zulaikha Afandi. Selamat membaca.
*********
MAMAKU PEREMPUAN LUAR BIASA #1
Namaku Chicha. Aku lahir dari orangtua yang berbeda agama. Papaku, Nomo Koeswoyo, beragama islam dan masih keturunan Sunan Drajat, salah seorang Wali Songo. Seorang wali yang sangat terkenal sebagai penyebar agama Islam di wilayah Jawa Timur.
Pusara Ibu
Cerita ini kami kutip dari akun facebook page "Silahkan dibagikan". Karna ceritanya bagus dan menginspirasi, maka kami muat dengan menyertakan sumber aslinya. Selamat membaca.
* * * * *
Rumah masih ramai setelah pulang dari pemakaman, kepalaku masih pusing karna tak bisa menahan tangis melihat jasad terakhir istriku dimasukkan ke liang lahat. Aku makin tak bisa menahan airmata saat melihat anak-anak menangis memandangi orang-orang yg menimbun tubuh ibu mereka. Lama aku diam di pemakaman, mengingat kembali saat istriku masih ada. Aku ingat semua dosaku, kesalahanku, mulut kasarku, ketidakpedulianku, bahkan yg paling aku ingat membiarkan dia berpikir sendiri tentang keuangan keluarga.
artikel cerpen bencana lumpur lapindo
Tulisan kali ini kami muat atas kiriman pembaca. Kepada Muhammad Irfan Fadhilah kami ucapkan banyak terima kasih atas kiriman ceritanya yang sudah berpartisipasi mengisi BLog Cerpen. Cerita kirimannya berupa cerita nonfiksi. Selamat membaca.
*****
Konflik Rumah Tangga
"Hah? Nikah? Elu? Yailah buru-buru banget kepingin jadi pembantu". Ujarnya nyinyir kepada temannya di sebrang telepon. Ia bicara demikian lantaran kisah rumah tangganya yang telah gagal. Apakah karna orang ketiga? Pelakor? Sama sekali tidak. Tidak pernah ada campur tangan orang lain dalam kegagalan pernikahannya.
Ia menikah diumur yang cukup matang. 25 tahun usianya saat itu. Menikah dengan laki-laki mapan yang sanggup memenuhi semua kebutuhan bahkan keinginannya. Setahun menikah langsung dikaruniai seorang putri. Sungguh beruntung. Paling tidak, itu yang dianggap orang-orang di sekelilingnya. Tinggal di rumah dengan fasilitas yang cukup baik, putri kecil cantik dengan suami tampan yang mapan, nyatanya belum cukup membuatnya bahagia.
Hari-harinya sebagai seorang Ibu rumah tangga membuatnya cukup sibuk setiap harinya. Selain menguras tenaga juga sering menguras pikiran akan suaminya yang lebih sering sibuk dengan pekerjaannya.
Dari pagi hingga petang sibuk mengurus kebutuhan suami dan anaknya. Menyiapkan sarapan, menyiapkan pakaian kerja, memandikan anak, bersih-bersih, mencuci piring dan pakaian, menemani anak bermain, ditambah lagi ketika anaknya bertambah umur dan sudah wajib ke sekolah. Harinyapun semakin sibuk. Mengantar dan menjemput sang anak.
Tidak jarang ketika hari mulai petang. Rasa lelah menghinggapi. Menanti kepulangan suami yang tak pasti jam berapa sampai di rumah. Terkadang saat suami sampai di rumah, keduanya sudah sangat lelah, jangankan waktu mengobrol, menengok putrinyapun tidak sering suaminya lakukan. Karna sudah lelahnya.
Akibatnya, ketika libur tiba, obrolan hanya sampai kepada keluh kesah saja. Jarang ada kegembiraan. Harta melimpah, fasilitas bagus di rumahpun serasa tak berguna. Menanggapi keluhan sang istri yang merasa selalu capek setiap harinya sehingga jarang bisa menyambutnya pulang ditanggapinya dengan biasa saja. Solusi akhir, merekrut asisten rumah tangga menjadi pilihan.
Diawal Ia merasa sangat terbantu. Dengan adanya ART, Ia bisa sedikit terbantu. Tidak lagi harus bersih-bersih rumah, mencuci, menyetrika, menyiram tanaman, dan lainnya.
Dengan uang yang Ia punya dan banyak waktu luang, harusnya Ia sudah cukup bahagia. Bisa pergi jalan-jalan atau bahkan belanja tanpa khawatir rumah berantakan. Tapi ekspektasi orang-orang tidaklah semanis kenyataannya. Setiap habis belanja dan jalan-jalan Ia tetap merasa kesepian di rumah. Anaknya yang beranjak besar, kini sudah memilih berkegiatan sendiri di dalam kamar. Entah membaca, belajar atau bahkan bermain gadget.
Alhasil Ia hanya bisa memandangi tumpukan belanjaannya saja. Saat suami pulang larut. Ia mencoba menyambutnya dengan manis. Membuatkannya makanan, minuman hangat, tak jarang memeluknya. Tapi sayang, pekerjaan di kantor cukup menguras tenaga, pikiran, bahkan emosi. Sehingga suami jarang menggubris sambutan istrinya.
Ia sedih, merasa sendirian disaat orang-orang berpikir hidupnya sangatlah nyaman. Harta melimpah, putri cantik, suami tampan dan mapan. Apalah artinya jika Ia tetap merasa kesepian. Sehingga hari-harinya hanya berisi kekesalan, emosi, sering marah-marah tanpa sebab. Karna kurangnya dukungan, perhatian dan kasih sayang suaminya.
Disuatu ketika, Ia dihadapkan pada kenyataan yang sangat pahit. Suaminya jatuh bangkrut. Perusahaannya tutup dan akhirnya, sang suami lebih sering di rumah. Awalnya semua masih baik-baik saja. Mereka masih bisa hidup dengan sisa tabungan yang mereka punya. Terpaksa ART dipulangkan karna sudah tak sanggup memberi gaji bulanan. Ia berbesar hati kembali mengerjakan seluruh pekerjaan rumah seperti sedia kala. Sibuk setiap hari. Namun kali ini ditemani sang suami yang tengah menganggur.
Suaminya melihat betapa lelah istrinya mengurus segalanya sendiri. Maka Iapun membantu. Mereka hidup dengan tenang, terlebih lagi Ia merasa diperhatikan suaminya belakangan ini. Tentu saja, mungkin karna suami tidak bekerja dan melihat kelelahan istrinya.
Namun makin lama hari-hari semakin sulit. Tabungan menipis. Mereka harus cari cara agar tetap dapat melangsungkan hidup. Lagi-lagi Ia dihadapkan pada keluhan sang istri. "Gimana ini mas? Sudah sebulan kita menunggak air, listrik dan SPP putri".
"Aku juga gak diam aja kan kamu liat sendiri setiap hari aku cari-cari pekerjaan. Tapi belum ada satupun panggilan. Trus menurutmu aku harus gimana?".
Akhirnya tak jarang pertengkaran demi pertengkaran terjadi lagi seperti dulu. Namun dengan masalah yang berbeda. Jika dulu karna waktu dan komunikasi yang jarang terjadi, kini karna masalah ekonomi.
Tari memutuskan berdagang kue-kue kecil di depan rumahnya. Mengandalkan keahliannya memasak, akhirnya sedikit demi sedikit ekonomi mereka terbantu meski tidak bisa semewah dulu. Setidaknya mereka tidak lagi kelaparan seperti selama ini.
Tapi lagi-lagi terjadi ketidak harmonisan dalam rumah tangga mereka. Bagaimana tidak, Tari harus mengurus rumah sendiri, mengurus anak dan suami, tapi Ia juga yang mencari nafkah. Lagi-lagi Ia sering emosi karna lelah. Bima bukan tidak mau membantu Tari berdagang, tapi Ia sama sekali tidak bisa memasak. Ketika waktunya menjajakan dagangan, Ia malah santai di dalam rumah. Sehingga terkesan sama sekali tidak mau membantu istrinya.
"Aku capek kalo begini terus setiap hari. Kamu tuh kaya ga ada gunanya ya dihidup aku. Semua kerjaan aku yang pegang. Kamu cuma anter jemput Putri. Itupun kalo Putri lagi gak ikut bus sekolah. Cari duit enggak, bantu rumah juga enggak. Apa gunanya ada kepala rumah tangga?".
Puncaknya, Tari memutuskan berpisah. Hingga sekarang Ia menjanda. Suaminya telah menikah lagi untuk yang ketiga kalinya. Ya, sudah yang ketiga kali. Setelah berpisah dari Tari, Bima pernah menikah sekali dan gagal lagi, kini Ia menikah lagi. Entah untuk berapa lama.
Sedang Tari tetap pada pemikirannya bahwa menikah hanya menambah pekerjaan mengurus rumah dan orang lain. Sehingga Ia tetap menjanda. Tidak menutup kemungkinan bila saja Tari menikah, mungkin Ia juga akan sama gagalnya dengan Bima mantan suaminya.
Apakah perpisahan mereka dikarenakan orang ketiga? Ternyata tidak sama sekali. Namun sifat tidak pernah puas dan kurang bersyukurlah yang menjadi pemicunya.
Moral of the story.
Ketika memiliki banyak harta, tidak punya banyak waktu.
Ketika punya banyak waktu, kekurangan harta.
Mengapa tidak kamu syukuri apa yang telah kamu miliki?
Andai saja kehidupan berumah tangga bisa saling melengkapi, menghargai dan mengerti, pasti tidaklah akan terjadi perpisahan.
Meski kamu para suami sudah sangat mapan dan merasa sanggup memberikan hartamu bahkan dunia, percayalah keluargamu tidak hanya butuh itu.
Meski kamu para istri merasa lelah dengan semua pekerjaan, bersabarlah, akan tiba masanya lelahmu pasti terbayar.
Semoga kita menjadi pribadi yang dapat melengkapi satu sama lain dengan pasangan kita.
Ia menikah diumur yang cukup matang. 25 tahun usianya saat itu. Menikah dengan laki-laki mapan yang sanggup memenuhi semua kebutuhan bahkan keinginannya. Setahun menikah langsung dikaruniai seorang putri. Sungguh beruntung. Paling tidak, itu yang dianggap orang-orang di sekelilingnya. Tinggal di rumah dengan fasilitas yang cukup baik, putri kecil cantik dengan suami tampan yang mapan, nyatanya belum cukup membuatnya bahagia.
Hari-harinya sebagai seorang Ibu rumah tangga membuatnya cukup sibuk setiap harinya. Selain menguras tenaga juga sering menguras pikiran akan suaminya yang lebih sering sibuk dengan pekerjaannya.
Dari pagi hingga petang sibuk mengurus kebutuhan suami dan anaknya. Menyiapkan sarapan, menyiapkan pakaian kerja, memandikan anak, bersih-bersih, mencuci piring dan pakaian, menemani anak bermain, ditambah lagi ketika anaknya bertambah umur dan sudah wajib ke sekolah. Harinyapun semakin sibuk. Mengantar dan menjemput sang anak.
Tidak jarang ketika hari mulai petang. Rasa lelah menghinggapi. Menanti kepulangan suami yang tak pasti jam berapa sampai di rumah. Terkadang saat suami sampai di rumah, keduanya sudah sangat lelah, jangankan waktu mengobrol, menengok putrinyapun tidak sering suaminya lakukan. Karna sudah lelahnya.
Akibatnya, ketika libur tiba, obrolan hanya sampai kepada keluh kesah saja. Jarang ada kegembiraan. Harta melimpah, fasilitas bagus di rumahpun serasa tak berguna. Menanggapi keluhan sang istri yang merasa selalu capek setiap harinya sehingga jarang bisa menyambutnya pulang ditanggapinya dengan biasa saja. Solusi akhir, merekrut asisten rumah tangga menjadi pilihan.
Diawal Ia merasa sangat terbantu. Dengan adanya ART, Ia bisa sedikit terbantu. Tidak lagi harus bersih-bersih rumah, mencuci, menyetrika, menyiram tanaman, dan lainnya.
Dengan uang yang Ia punya dan banyak waktu luang, harusnya Ia sudah cukup bahagia. Bisa pergi jalan-jalan atau bahkan belanja tanpa khawatir rumah berantakan. Tapi ekspektasi orang-orang tidaklah semanis kenyataannya. Setiap habis belanja dan jalan-jalan Ia tetap merasa kesepian di rumah. Anaknya yang beranjak besar, kini sudah memilih berkegiatan sendiri di dalam kamar. Entah membaca, belajar atau bahkan bermain gadget.
Alhasil Ia hanya bisa memandangi tumpukan belanjaannya saja. Saat suami pulang larut. Ia mencoba menyambutnya dengan manis. Membuatkannya makanan, minuman hangat, tak jarang memeluknya. Tapi sayang, pekerjaan di kantor cukup menguras tenaga, pikiran, bahkan emosi. Sehingga suami jarang menggubris sambutan istrinya.
Ia sedih, merasa sendirian disaat orang-orang berpikir hidupnya sangatlah nyaman. Harta melimpah, putri cantik, suami tampan dan mapan. Apalah artinya jika Ia tetap merasa kesepian. Sehingga hari-harinya hanya berisi kekesalan, emosi, sering marah-marah tanpa sebab. Karna kurangnya dukungan, perhatian dan kasih sayang suaminya.
Disuatu ketika, Ia dihadapkan pada kenyataan yang sangat pahit. Suaminya jatuh bangkrut. Perusahaannya tutup dan akhirnya, sang suami lebih sering di rumah. Awalnya semua masih baik-baik saja. Mereka masih bisa hidup dengan sisa tabungan yang mereka punya. Terpaksa ART dipulangkan karna sudah tak sanggup memberi gaji bulanan. Ia berbesar hati kembali mengerjakan seluruh pekerjaan rumah seperti sedia kala. Sibuk setiap hari. Namun kali ini ditemani sang suami yang tengah menganggur.
Suaminya melihat betapa lelah istrinya mengurus segalanya sendiri. Maka Iapun membantu. Mereka hidup dengan tenang, terlebih lagi Ia merasa diperhatikan suaminya belakangan ini. Tentu saja, mungkin karna suami tidak bekerja dan melihat kelelahan istrinya.
Namun makin lama hari-hari semakin sulit. Tabungan menipis. Mereka harus cari cara agar tetap dapat melangsungkan hidup. Lagi-lagi Ia dihadapkan pada keluhan sang istri. "Gimana ini mas? Sudah sebulan kita menunggak air, listrik dan SPP putri".
"Aku juga gak diam aja kan kamu liat sendiri setiap hari aku cari-cari pekerjaan. Tapi belum ada satupun panggilan. Trus menurutmu aku harus gimana?".
Akhirnya tak jarang pertengkaran demi pertengkaran terjadi lagi seperti dulu. Namun dengan masalah yang berbeda. Jika dulu karna waktu dan komunikasi yang jarang terjadi, kini karna masalah ekonomi.
Tari memutuskan berdagang kue-kue kecil di depan rumahnya. Mengandalkan keahliannya memasak, akhirnya sedikit demi sedikit ekonomi mereka terbantu meski tidak bisa semewah dulu. Setidaknya mereka tidak lagi kelaparan seperti selama ini.
Tapi lagi-lagi terjadi ketidak harmonisan dalam rumah tangga mereka. Bagaimana tidak, Tari harus mengurus rumah sendiri, mengurus anak dan suami, tapi Ia juga yang mencari nafkah. Lagi-lagi Ia sering emosi karna lelah. Bima bukan tidak mau membantu Tari berdagang, tapi Ia sama sekali tidak bisa memasak. Ketika waktunya menjajakan dagangan, Ia malah santai di dalam rumah. Sehingga terkesan sama sekali tidak mau membantu istrinya.
"Aku capek kalo begini terus setiap hari. Kamu tuh kaya ga ada gunanya ya dihidup aku. Semua kerjaan aku yang pegang. Kamu cuma anter jemput Putri. Itupun kalo Putri lagi gak ikut bus sekolah. Cari duit enggak, bantu rumah juga enggak. Apa gunanya ada kepala rumah tangga?".
Puncaknya, Tari memutuskan berpisah. Hingga sekarang Ia menjanda. Suaminya telah menikah lagi untuk yang ketiga kalinya. Ya, sudah yang ketiga kali. Setelah berpisah dari Tari, Bima pernah menikah sekali dan gagal lagi, kini Ia menikah lagi. Entah untuk berapa lama.
Sedang Tari tetap pada pemikirannya bahwa menikah hanya menambah pekerjaan mengurus rumah dan orang lain. Sehingga Ia tetap menjanda. Tidak menutup kemungkinan bila saja Tari menikah, mungkin Ia juga akan sama gagalnya dengan Bima mantan suaminya.
Apakah perpisahan mereka dikarenakan orang ketiga? Ternyata tidak sama sekali. Namun sifat tidak pernah puas dan kurang bersyukurlah yang menjadi pemicunya.
*S E K I A N*
Moral of the story.
Ketika memiliki banyak harta, tidak punya banyak waktu.
Ketika punya banyak waktu, kekurangan harta.
Mengapa tidak kamu syukuri apa yang telah kamu miliki?
Andai saja kehidupan berumah tangga bisa saling melengkapi, menghargai dan mengerti, pasti tidaklah akan terjadi perpisahan.
Meski kamu para suami sudah sangat mapan dan merasa sanggup memberikan hartamu bahkan dunia, percayalah keluargamu tidak hanya butuh itu.
Meski kamu para istri merasa lelah dengan semua pekerjaan, bersabarlah, akan tiba masanya lelahmu pasti terbayar.
Semoga kita menjadi pribadi yang dapat melengkapi satu sama lain dengan pasangan kita.
Pesan Cinta Dari Pesantren
Cerita kali ini BLog Cerpen muat atas kiriman dari Wahyu Saputro. Terima kasih telah berpartisipasi mengirimkan tulisannya yang bagus ini. Selamat membaca kepada semua pembaca BLog Cerpen.
Sebuah cerpen yang menceritakan tentang pemuda yang bermimpi menjadi seniman musik dan mengejar cinta sejatinya melalui penantian panjang. Aku adalah Deva Rangga Putra. Aku lahir sebagai anak terakhir dari 3 bersaudara dimana aku dibesarkan oleh keluarga yang sederhana. Ayahku bekerja sebagai pengrajin furnitur dari kayu yang penghasilannya tidak menentu. Kadang mendapat pesanan banyak dan kadang sedikit, bahkan pernah dalam waktu satu bulan tidak ada pesanan sama sekali. Hal tersebut membuat ayah memiliki sikap yang sedikit keras ketika mendidik anak-anaknya termasuk aku sendiri. Itu semua karena ayahku berharap setelah anak-anaknya lulus sekolah menengah atas, aku dan dua orang kakakku dapat membantu ekonomi keluarga ujarnya.
* * * * *
Karya : Wahyu Saputro/2018
-
Sebuah cerpen yang menceritakan tentang pemuda yang bermimpi menjadi seniman musik dan mengejar cinta sejatinya melalui penantian panjang. Aku adalah Deva Rangga Putra. Aku lahir sebagai anak terakhir dari 3 bersaudara dimana aku dibesarkan oleh keluarga yang sederhana. Ayahku bekerja sebagai pengrajin furnitur dari kayu yang penghasilannya tidak menentu. Kadang mendapat pesanan banyak dan kadang sedikit, bahkan pernah dalam waktu satu bulan tidak ada pesanan sama sekali. Hal tersebut membuat ayah memiliki sikap yang sedikit keras ketika mendidik anak-anaknya termasuk aku sendiri. Itu semua karena ayahku berharap setelah anak-anaknya lulus sekolah menengah atas, aku dan dua orang kakakku dapat membantu ekonomi keluarga ujarnya.
Doni
Hai, Assalamualaikum Wr. Wb.
Ketemu lagi di BLog Cerpen. BLogPen hari ini akan sharing cerita yang bukan karya sendiri. Tulisan ini gak sengaja BLogPen temuin di salah satu akun Facebook bernama Rini Ratnarini.
Dalam tulisan ini sama sekali tidak ada yang BLogPen tambahkan atau kurangkan dari tulisan aslinya. Semuanya masih sama persis seperti di akun facebook tersebut. Entah ceritanya nyata atau fiksi, yang jelas BLogPen sangat tersentuh sekali dengan cerita yang dituliskan di akun tersebut. Sayangnya penulis tidak menuliskan judul cerita. Jadi judul "Doni" BlogPen ambil dari si tokoh utama dalam cerita tersebut. Yuk simak kisahnya. Semoga dapat bermanfaat untuk semua pembaca BLogPen.
Ketemu lagi di BLog Cerpen. BLogPen hari ini akan sharing cerita yang bukan karya sendiri. Tulisan ini gak sengaja BLogPen temuin di salah satu akun Facebook bernama Rini Ratnarini.
Dalam tulisan ini sama sekali tidak ada yang BLogPen tambahkan atau kurangkan dari tulisan aslinya. Semuanya masih sama persis seperti di akun facebook tersebut. Entah ceritanya nyata atau fiksi, yang jelas BLogPen sangat tersentuh sekali dengan cerita yang dituliskan di akun tersebut. Sayangnya penulis tidak menuliskan judul cerita. Jadi judul "Doni" BlogPen ambil dari si tokoh utama dalam cerita tersebut. Yuk simak kisahnya. Semoga dapat bermanfaat untuk semua pembaca BLogPen.
* * * * *
Mohon di baca sampai habis semoga bermamfaat...*Sangat menginspirasi untuk para orang tua*
Kapan Kau Menikah Nak?
Berikut ini adalah cerita yang saya ambil dari facebook page Mukjizat Sholat dan Doa. Karna ceritanya menginspirasi jadi saya masukan blog cerpen. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Kapan Kau Menikah Nak?
By: Muhamad Agus Syafii
* * * * * * * * * * *
Kapan Kau Menikah Nak?
By: Muhamad Agus Syafii
Rumah Tangga
![]() |
Pic from google |
Dia juga bekerja di perusahaan swasta besar di kota ini. Entah sejak kapan kamipun dekat. Karna perhatiannya yang luar biasa membuatku nyaman, akupun jatuh hati padanya. Walaupun aku tau dia biasa saja. Ya, karna dia tidak cantik. Sedangkan aku yang digilai banyak perempuan, mungkin seharusnya mendapatkan gadis yang super cantik agar serasi denganku.
Mantan
Gue benci banget sama lo. Benci sebenci bencinya. Seharusnya sebagai sesama perempuan, lo ngerti gimana perasaan gue. Gue berharap lo nolak dengan permintaan gue yang sebetulnya menyakitkan ini. Tapi apa boleh dikata, justru gue yang bego-begonya maksa lu supaya masuk ke kehidupan gue dan suami gue. Karna gue gak punya pilihan. Meski benci tapi gue harus tetep jalanin. Lu tau rasanya gimana sakit ini? Gue yakin seratus persen gak akan.
Gue tau lu gak kenal gue, bahkan kita sama sekali gak pernah ketemu. Gue tau ini bukan salah lu. Tapi gue pingin banget nyalahin lu. Karna gue kesel. Lu itu bukan apa-apa. Dibanding gue, lu itu nihil. Sementara gue? Apa kurangnya gue coba? Gue lebih cantik, gue lebih cerdas, karir gue lebih cemerlang, gue lebih gaya, dan yang paling penting dari itu semua, gue lebih punya banyak penggemar dari pada lu yang biasa-biasa aja. Biasa banget malah.
2 tahun lamanya gue dan mas Alif menjalin hubungan. Tiba-tiba Ayah gue merasa kami sudah lama dekat. Karna itulah tiba-tiba aja Ayah menanyakan tentang keseriusan Mas Alif denganku putrinya. Tanpa gue duga, Mas Alif merespon pertanyaan Ayah dengan lamarannya ke gue. Karna gue mencintainya dengan sangat, maka sudah pasti gue terima dia jadi calon suami gue. Kamipun menikah.
Gue tau lu gak kenal gue, bahkan kita sama sekali gak pernah ketemu. Gue tau ini bukan salah lu. Tapi gue pingin banget nyalahin lu. Karna gue kesel. Lu itu bukan apa-apa. Dibanding gue, lu itu nihil. Sementara gue? Apa kurangnya gue coba? Gue lebih cantik, gue lebih cerdas, karir gue lebih cemerlang, gue lebih gaya, dan yang paling penting dari itu semua, gue lebih punya banyak penggemar dari pada lu yang biasa-biasa aja. Biasa banget malah.
2 tahun lamanya gue dan mas Alif menjalin hubungan. Tiba-tiba Ayah gue merasa kami sudah lama dekat. Karna itulah tiba-tiba aja Ayah menanyakan tentang keseriusan Mas Alif denganku putrinya. Tanpa gue duga, Mas Alif merespon pertanyaan Ayah dengan lamarannya ke gue. Karna gue mencintainya dengan sangat, maka sudah pasti gue terima dia jadi calon suami gue. Kamipun menikah.
Cinta Pertama Eps.4 (Ending Story)
Baca cerita sebelumnya : Episode3
Rima terdiam mendengar ucapan Michele. Bagaimanapun Ia memang tak dapat membohongi perasaannya sendiri. Meski lama tak bertemu, namun Tama tak pernah hilang dalam pikirannya. Namun begitu, Jamie yang setiap hari datang dan selalu ada untuk mereka juga tak bisa Ia singkirkan dari perasaannya begitu saja.
Terlebih lagi selama tahun-tahun belakangan ini, Jamie selalu menunjukkan sosok seorang Ayah yang sangat bertanggung jawab bagi Michele. Sejak Michele kecil, meski mereka tak pernah menikah, namun jika ada acara kunjungan orangtua atau acara kekeluargaan lainnya di sekolah Michele, Jamie pasti menyempatkan diri menemani Rima dan Michele untuk menghadiri acara-acara tersebut.
Rima terdiam mendengar ucapan Michele. Bagaimanapun Ia memang tak dapat membohongi perasaannya sendiri. Meski lama tak bertemu, namun Tama tak pernah hilang dalam pikirannya. Namun begitu, Jamie yang setiap hari datang dan selalu ada untuk mereka juga tak bisa Ia singkirkan dari perasaannya begitu saja.
Terlebih lagi selama tahun-tahun belakangan ini, Jamie selalu menunjukkan sosok seorang Ayah yang sangat bertanggung jawab bagi Michele. Sejak Michele kecil, meski mereka tak pernah menikah, namun jika ada acara kunjungan orangtua atau acara kekeluargaan lainnya di sekolah Michele, Jamie pasti menyempatkan diri menemani Rima dan Michele untuk menghadiri acara-acara tersebut.
Cinta dua lorong
Cerpen kali ini kiriman dari "Fajar Kesuma Mustaqim" berjudul "Cinta dua lorong". Kepada Fajar kami ucapkan terima kasih untuk pastisipasinya mengirimkan tulisan ke blog kami.
Kisah tentang masa sekolah yang menarik untuk dibaca. Berikut ini tulisan Fajar yang kami muat tanpa mengurangi ataupun menambahkan isi dan pesan yang terkandung dalam tulisan Fajar tersebut.
Selamat membaca !
“CINTA DUA LORONG”
Uhhhhh! Ntah apa yg buat
aku jadi begini, gak biasa-biasanya aku seperti ini. Gak biasanya aku
meneteskan air mata begini, aku selalu tegar, tapi kali ini aku benar benar gak
bisa. Iya, aku gak bisa, karena dihari ini, hari terakhirku bertemu dengan
teman-temanku dengan sekian lamanya kami berteman, 3 tahun kami menjalin
persahabatan, bandel bareng, cengkal bareng. Ahhh! Banyaklah.
Laura
Posting kali ini kiriman cerita fiksi dari Nurauniaqilah Halijan. Terima kasih kami ucapkan kepada Nurainiaqilah yang sudah berpartisipasi mengirimkan tulisannya ke blog kami. Berikut ini cerita fiksi kirimannya. Selamat membaca...................
School and boring memang kobinasi yang menarik. Argh! Im too clever to stuck in this entah apa-apa school. Aku menongkat dagu sambil memandang ke luar.
“Is that something more important outside there?” tegur Puan Ain, guru Sejarah.
“Mind your own business” aku berkata sinis sebelum berlalu ke luar.
“How rude!!” marahnya.
School and boring memang kobinasi yang menarik. Argh! Im too clever to stuck in this entah apa-apa school. Aku menongkat dagu sambil memandang ke luar.
“Is that something more important outside there?” tegur Puan Ain, guru Sejarah.
“Mind your own business” aku berkata sinis sebelum berlalu ke luar.
“How rude!!” marahnya.
Menikah

Karna mesin-mesin itulah jantung Mas Bali masih berdenyut, Nafas Mas Bali masih tersisa. Padahal sebetulnya, jika tanpa mesin-mesin itu, Mas Bali sudah tiada. Karna asuransi sudah tidak mengcover, harta kamipun sudah habis banyak, dokter beberapa kali menyaranku menandatangani dokumen persetujuan pelepasan mesin penopang hidup Mas Bali. Ya Allah, inikah karma buatku, inikah balasan yang Engkau berikan kepadaku karna dulu aku suudzon kepadaMu? Tak adakah hukuman yang lain?
Setiap saat aku berdoa, setiap saat aku memohon kepada Allah agar segera diberikan kekuatan atas apa yang harus aku lakukan. Apakah harus menyerah saja? Bagaimana dengan Jingga? Apa yang akan Ia katakan jika besar nanti Ia tau bahwa Ibunya sudah sangat tega menyerah membiarkan dokter melepas mesin penopang hidup Ayahnya. Ya Allah, beri aku petunjuk.
Bagaimana karma ini bisa berlaku padaku? Berikut kujabarkan kisahku yang sudah dengan mudahnya bersikap Suudzon kepada Sang Pencipta.
Ridho Ilahi (Aku yang tahu rasaku)
Waktu menunjukkan jam 02:00 dini hari. Aku terbangun, masih terduduk di tempat tidur dengan Mas Rasya disampingku. Kulirik ke arahnya, Ia masih terlelap. Aku mengusap wajahku dengan kedua telapak tanganku agar benar-benar bangun, kemudian bangkit dari tempat tidurku menuju mushola kecil kami yang letaknya masih di dalam rumah.
Kusiapkan perlengkapan sholatku, kugelar sajadah, kuletakkan mukena di atas sajadah itu, kemudian bergegas mengambil wudhu di tempat khusus berwudhu tepat di samping mushola. Mas Rasya memang sangat menjaga ibadahnya dimanapun Ia berada. Itulah sebabnya mengapa rumah ini sengaja dibuat mushola di dalamnya, dengan tempat wudhu khusus disampingnya.
Alhamdulilah, aku mendapatkan suami sholeh yang luar biasa ibadahnya. Biasanya Mas Rasya yang membangunkanku di jam-jam sholat malam seperti ini. Namun semalam, Mas Rasya tiba-tiba ambruk. Badannya panas, juga mengeluh sakit kepala. Ku kompres dengan air hangat, kusuapi Ia makan, untuk kemudian meminum obat.
Kusiapkan perlengkapan sholatku, kugelar sajadah, kuletakkan mukena di atas sajadah itu, kemudian bergegas mengambil wudhu di tempat khusus berwudhu tepat di samping mushola. Mas Rasya memang sangat menjaga ibadahnya dimanapun Ia berada. Itulah sebabnya mengapa rumah ini sengaja dibuat mushola di dalamnya, dengan tempat wudhu khusus disampingnya.
Alhamdulilah, aku mendapatkan suami sholeh yang luar biasa ibadahnya. Biasanya Mas Rasya yang membangunkanku di jam-jam sholat malam seperti ini. Namun semalam, Mas Rasya tiba-tiba ambruk. Badannya panas, juga mengeluh sakit kepala. Ku kompres dengan air hangat, kusuapi Ia makan, untuk kemudian meminum obat.
Cinta Pertama (Eps.3)
Eps. 3
Cerita Sebelumnya. (Klik di Sini).
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4 (End)
Rima tetap tidak membukakan pintu. Tama masih saja berdiri terdiam di depan pintu kamar Rima. Tiba-tiba saja terdengar suara Mischelle dari ruang tamu "Hai Dad? Akhirnya daddy datang juga. Maaf ya Dad mischelle tetap ga berhasil bujuk mommy buka hatinya untuk daddy".
Tama sedikit terkejut. "Wah Daddy nya mischelle datang. Siapa dia? Apa aku pulang dulu aja? rasanya tidak enak mengganggu Rima yang kedatangan suaminya. Eh tapi kata mischelle daddy dan mommy nya gak pernah nikah sejak mischelle dalam kandungan. Bagaimana bisa. Apa ini maksudnya? siapa laki-laki yang bisa berbuat begitu terhadap Rima tanpa menikahinya?".
Cerita Sebelumnya. (Klik di Sini).
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4 (End)
Rima tetap tidak membukakan pintu. Tama masih saja berdiri terdiam di depan pintu kamar Rima. Tiba-tiba saja terdengar suara Mischelle dari ruang tamu "Hai Dad? Akhirnya daddy datang juga. Maaf ya Dad mischelle tetap ga berhasil bujuk mommy buka hatinya untuk daddy".
Tama sedikit terkejut. "Wah Daddy nya mischelle datang. Siapa dia? Apa aku pulang dulu aja? rasanya tidak enak mengganggu Rima yang kedatangan suaminya. Eh tapi kata mischelle daddy dan mommy nya gak pernah nikah sejak mischelle dalam kandungan. Bagaimana bisa. Apa ini maksudnya? siapa laki-laki yang bisa berbuat begitu terhadap Rima tanpa menikahinya?".