Iya, mereka seperti itu karna satu-satunya yang bisa dijadikan bahan mengolok-olokku hanya itu. Karna hidupku terlalu sempurna selain aku belum punya pasangan. Bagaimana tidak, aku yang seorang yatim piatu, bahkan tidak sama sekali merepotkan keluarga besar almarhum dan almarhumah Ibu Bapakku. Karna sejak mereka meninggal diumurku yang masih cukup belia, aku sudah mapan.
Aku sekolah di SMK Jurusan bisnis. Meski hanya SMK, namun sekolahku berhasil membentukku menjadi pribadi yang selalu ingin profit dalam setiap hal yang aku lakukan. Berapapun sedikitnya modal yang kami punya saat praktek sekolah dulu, harus ada profitnya. Itulah beruntungnya aku pada masa itu. Sekolah kejuruan sudah ada jurusan bisnis. Sehingga kami tidak lagi berpikiran akan bekerja dimana atau akan bekerja dengan siapa setelah lulus nanti.
Sejak SMK, aku sudah memulai bisnisku. Olshop yang kubangun semakin lama semakin melebarkan sayapnya ke setiap kota. Selain olshop akhirnya aku berhasil membuka off store di beberapa kota. Itulah penyebab aku masih sendiri. Karna kesibukanku. Tapi sebetulnya bukan hanya itu. Sudah beberapa kali aku menjalin kasih. Namun sayang, seiring berjalannya waktu akhirnya mereka menampakkan maksud aslinya. Padahal mereka laki-laki, namun terlihat jelas yang mereka incar adalah hartaku.
Begitu mereka tahu aku seorang enterpreneur sukses, mereka semakin intens meminta segera menikah. Tentu saja aku bingung. Kenapa secepat itu, padahal aku belum mengenal mereka dengan sangat dekat. Setelah kuselidiki sebelum memutuskan untuk menikah, mereka sama sekali tidak sepadan denganku. Bukan, bukan soal harta. Tak mengapa apabila mereka miskin namun pekerja keras. Aku masih bisa menerima.
Namun apa, mereka sama sekali bukan laki-laki yang kuharapkan dapat mensupportku dimasa depan. Jangankan bisnis, pekerjaan saja mereka sering gonta ganti dengan alasan hanya dikontrak perusahaan. Padahal, lambat laun aku mengetahui bahawa beberapa diantara mereka justru pemalas. Parahnya lagi, ada yang tidak segan memintaku menginvestasikan dana untuk usahanya yang baru akan dia bangun. Bayangkan, tanpa segan dan malu.
Aku memang harus selektif memilih laki-laki bukan? Bagaimanapun pernikahan itu kalau bisa untuk satu kali saja seumur hidup. Sampai akhirnya aku dipertemukan olehnya. Laki-laki separuh baya yang luar biasa ketampanannya. Sekali lihat, sudah pasti semua wanita akan jatuh cinta padanya. Pertama kali aku bertemu saat aku dipertemukan oleh Riska sahabat baikku.
Sebetulnya Riska tidak begitu mengenal laki-laki ini. Namun karna Kantor Riska dekat dengan garmen miliknya, aku diperkenalkan oleh Riska sebagai orang yang ingin menjadi rekanan garmennya. Karna kebetulan saat itu aku memang sedang mencari supplier bahan dan jahitan yang bisa membuatkanku produk tas untuk butikku yang tersebar dibeberapa kota.
Kebetulan sekali garmen miliknya sanggup menyediakan produk yang kuminta dalam jumlah besar dan dengan kesepakatan uang dibayarkan setengah diawal, setengahnya lagi dibolehkan setelah penjualan di butik habis. Aku sangat senang saat itu. Karna ini memang yang dibutuhkan untuk kelancaran bisnisku. Karna permintaanku cukup besar, jadilah owner dari garmen tersebut terjun langsung menemuiku.
Akhirnya kami mencapai kesepakatan. Aku senang karna produknya memuaskan dan dengan pembayaran tempo yang dipermudah olehnya. Lambat laun, kami lebih sering intens bertemu untuk urusan bisnis tersebut. Design produk yang sering ada perubahan, quantity yang seringkali bertambah dan segala urusan lainnya entah kenapa dia sendiri yang mengurusnya.
Januar namanya. Ia seorang pebisnis sukses yang sangat dermawan dan tampan. Sejak awal aku memang sudah jatuh hati padanya. Ia memang sangat mudah membuat perempuan jatuh cinta dengan penampilannya. Namun, aku adalah Hana. Seorang pebisnis wanita yang tentu saja sangat selektif memilih laki-laki. Semakin aku mengenal sosok Mas Januar, semakin aku tahu karkternya yang bukan hanya pekerja keras namun juga rajin ibadahnya.
Semakin hari, Ia semakin menunjukkan pesonanya. Dengan penampilannya, sholehnya, pekerja kerasnya, dan prinsip-prinsipnya yang membuatku semakin terpesona dari hari ke hari. Namun sayang. Aku harus patah hati. Dia telah menikah dan memiliki putri kembar yang cantik. Sarah nama istrinya yang sederhana itu.
Sarah adalah wanita yang cukup elegant dengan penampilannya yang menurutku Ia seperti menyesuaikan diri dengan suaminya. Karna sepenglihatanku, Sarah bukanlah wanita yang modis dan mengenal mode. Beberapa kali aku pernah mencoba berkunjung ke rumahnya, kulihat saat di rumah Ia sama sekali tak peduli penampilannya.
Dalam hatiku berkata. Apa kau tidak tahu bahwa suamimu itu jadi incaran banyak wanita termasuk aku? Mengapa kau cuek sekali dengan penampilanmu. Aku jadi kesal dan ingin merebutnya darimu. Kau sangat tidak bersyukur memiliki Mas Januar yang luar biasa. Tidak bisakah kau sedikit bersolek demi menyenangkan pandangan mata suamimu. Apakah harus aku yang menggantikannya? Sungguh menyebalkan perasaan ini.
Ia begitu sederhana di rumahnya. Aku melihatnya dari luar. Meski rumahnya sangat megah, namun pekarangannya hanya ditutupi dengan gerbang pagar besi terbuka bercelah lebar yang semua orang dari luar bisa memandang ke bagian halaman rumahnya. Seringkali Sarah ada di halaman dengan daster atau gamis atau entah apalah yang Ia kenakan dengan sangat lusuh, menyiram tanaman tanpa mempedulikan suaminya yang akan berangkat kerja melihatnya dengan penampilan seperti itu.
Aku yang ingin berkunjung ke rumahnya sebagai rekan bisnis Mas Januar mengurungkan niatku dan hanya memandangi pemandangan keluarga mereka yang rasanya aku gemas sekali setiap melihat Sarah. Padahal Ia manis. Walau tidak secantik diriku yang memang karna aku senang sekali perawatan kulit ke klinik presticious dengan budget yang tidak minim.
Namun kupikir, dengan uang belanja yang diberikan Mas Januar bukankah Ia bisa merawat dirinya dengan baik sepertiku? Suatu hari, tanpa sengaja aku bertemu dengannya disebuah mall besar. Aku yang sedang ada pertemuan dengan rekan bisnisku yang lainnya di Mall tersebut tentu saja berpenampilan luar biasa seperti biasanya.
Ketika di toilet, tanpa sengaja aku berpapasan dengan Sarah. Ternyata ketika keluar rumah, Ia modis dan cantik. Dengan makeupnya yang minimalis, membuat kulitnya terlihat bersih segar sempurna, pakaiannya yang bukan daster gamispun terlihat elegan. Apakah semua Ibu rumah tangga seperti ini? Bisa berkamuflase seperti bunglon? Berantakan di dalam kandang, namun berubah warna sesuai tempatnya ketika keluar kandang.
Aku sempat terpesona oleh penampilan Sarah yang terlihat sangat jauh berbeda dari terakhir kali aku mengintipnya dibalik pintu gerbang besar rumahnya. Sempat kuberpikir bahwa pada akhirnya aku bukanlah siapa-siapa yang dapat menggantikan posisinya. Tapi tahukah apa yang selanjutnya terjadi?
Nasib seperti bermain-main denganku. Aku tahu, paham dan menyadari bahwa Mas Januar telah jatuh hati padaku. Aku tersenyum kecut ketika mendapati dirinya tengah menatapku dalam-dalam dengan mata lembutnya. Aku mengerti tatapannya yang seperti itu karna sudah berkali-kali menjalin kasih. Aku bia membedakan tatapan laki-laki.
Saat itu aku merasa di atas awan. Aku merasa menang dari Sarah yang polos itu. Namun tetap saja, Ia adalah istrinya. Tapi bagaimana bisa dia jatuh cinta padaku padahal telah beristri. Sejauh ini kami belum pernah membahas hal apapun selain pekerjaan. Karna kami memang rekan bisnis dan berusaha untuk selalu profesional. Jadi aku yakin, dia tidak tahu kalau aku mengetahui dia sudah berkeluarga.
Aku ini wanita berkelas dan elegant. Aku tidak mau menjadi perusak rumah tangga orang. Tapi hal tidak terduga membuatku semakin memantapkan niatku untuk membuat Mas Januar semakin jatuh cinta padaku dan mempersuntingku. Dia laki-laki muslim yang sah-sah saja jika harus berpoligami. Terlebih lagi aku tidak butuh hartanya. Tidak masalah jika dia tidak memebriku uang belanja. Yang terpenting bagiku, Ia berstatus suamiku.
Iya aku paham, kalian pasti kesal dan jijik sekali padaku. Karna aku punya niatan demikian. Awalnya aku sama sekali tidak ingin ini terjadi. Aku tidak mau jadi wanita murahan perusak rumah tangga orang dan menurunkan levelku. Tapi dua hal tidak terduga membuatku semakin membulatkan tekad menjadi istrinya. Walau harus istri kedua.
Hal tak terduga pertama, ternyata Mas Januar belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Itu aku tahu dari buku hariannya di folder dalam laptop yang tanpa sengaja lupa Ia password sebelum meminjamkannya padaku untuk memindahkan file design produkku. Dalam tulisannya dia berujar bahwa meskipun telah memiliki puri kembar yang cantik, namun getaran itu belum pernah datang. Aku terkejut. Bisa-bisanya dia menikahi wanita yang sama sekali tidak dia cintai. Kejam sekali dia.
Sejak mengetahui hal itu, aku mencoba mencari tahu isi hatinya. Apakah akhirnya dia merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya kepada seorang wanita yang adalah aku? Apakah aku berhasil menjadi cinta pertamanya? Dan ternyata tepat seperti dugaanku. Dia telah jatuh hati padaku.
Saat itu aku memberanikan diri to the point langsung bertanya padanya perihal perasaannya padaku. Tanpa kuduga, Ia lalu menjawab bahwa perasaannya sama denganku dan tidak sekalipun dia ceritakan tentang Sarah dan anak-anaknya. Rupanya dia berpikir bahwa aku tidak tahu dia telah beristri. Kamipun menjalin hubungan seperti sepasang remaja kasmaran.
Aku tidak bisa tidak melihatnya barang sehari. Tidak meneleponnya berkali-kali dalam sehari. Kami betul-betul kasmaran. Aku benar-benar mencintai Mas Januar. Disamping itu, rasa bersalah pada Sarah terus menghantui pikiranku dan membuatku berkali-kali berpikir untuk mengakhiri hubungan ini. Berkali-kali kuniatkan akan meminta putus dari Mas Januar. Namun setiap kali Ia datang, dirinya yang terlalu luar biasa membuatku sama sekali tidak bisa berpaling darinya.
Ya Allaaah aku sudah berdosa. Bagaimana ini. Haruskah kutinggalkan ataukah kuteruskan saja dulu. Biar waktu yang menjawab dan membawa kami ke arah mana. Tapi tidak, aku tidak boleh seperti ini. Aku tidak bisa. Namun hal tak terduga kedua terjadi lagi. Hal yang membuatku memantapkan diri ingin menjadi istrinya.
Tanpa sengaja aku melihat Sarah cukup dekat dengan seorang laki-laki di caffe. Aku yakin mereka punya hubungan. Karna aku penasaran dan ingin sekali mengetahui tentang mereka, akhirnya aku meminta orang mencari tahu. Dari situ aku ketahui bahwa nama laki-laki itu adalah Bagas. Dia teman masa sekolah Sarah dulu waktu di SMA. Entah bagaimana mereka bertemu kembali.
Namun yang pasti, menurut sumber yang kuminta mencari tahu, mereka terlalu sering bertemu dan terlihat cukup intens bahkan terkadang didepan publik bergandengan tangan dengan mesranya. Ya Tuhaaan. Laki-laki sebaik Mas Januar diselingkuhi. Keterlaluan Sarah ini. Tapi tiba-tiba aku terpikir bahwa ini mungkin adalah balasan atas apa yang diperbuat Mas Januar.
Ia sendiri menikahinya tanpa cinta, bahkan lebih buruknya lagi Ia malah berselingkuh denganku. Apakah Sarah tahu suaminya selingkuh dan dia membalas? Ataukah Sarah hanya mengikuti kata hatinya sepertiku dan Mas Januar yang sedang jatuh cinta? Mungkinkah Ia betul-betul saling mencintai dengan Bagas?
Aah rasanya rumit sekali. Karna pada akhirnya aku tahu Sarah selingkuh. Aku sudah tidak mau lagi jadi simpanannya. Akupun nekat memberanikan diri meminta Ia menikahiku dan terang-terangan kukatakan bahwa aku tahu tentangnya yang sudah berkeluarga. Aku mau tahu siapa yang dia pilih. Jika dia memilihku, maka aku akan diam tentang Sarah. Biarlah Sarah juga menemukan kebahagiaannya dengan Bagas.
Tapi jika dia tetap memilih keluarganya dan berniat meninggalkanku, akan kubongkar perselingkuhan Sarah agar Ia sadar bahwa dia salah telah memilihnya dari pada aku. Aku juga tidak akan memaksanya menceraikan Sarah jika dia tidak mau. Yang aku ingin hanyalah dia menikahiku.
Tapi tanpa diduga, Ia malah yakin sekali ingin menceraikan Sarah dan memilih hidup bersamaku. Dia tidak bisa poligami. Dia tidak yakin akan adil pada kami berdua. Sehingga Ia putuskan untuk berbicara pada Sarah agar mau diceraikan. Bagaimanapun, Mas Januar hanya mencintaiku. Sehingga Ia tidak berat sama sekali untuk menceraikan Sarah.
Namun terlihat jelas diwajahnya bahwa Ia merasa bersalah kepada Sarah. Bahwa Ia enggan menyakiti Sarah. Ya ampun Mas, andai kau tahu tentang Sarah yang bermain dengan Bagas. Apa gerangan yang akan kau lakukan. Tapi karna Ia memutuskan untuk menceraikan Sarah. Maka kelakuan Sarah tidak akan aku pedulikan. Toh Mas Januar memilihku.
Tapi sungguh menyebalkan Sarah. Entah apa yang ada dipikirannya. Dia tidak mau diceraikan dan malah memilih dipoligami. Sebetulnya aku kesal. Tapi lihat saja. Aku akan membuatmu diceraikan suatu hari nanti. Tanpa harus aku yang menyadarkan Mas Januar bahwa istrinya itu juga sama bejatnya dengan kita yang diawali dengan selingkuh.
Akupun menikah. Menjalani bahtera rumah tangga yang luar biasa. Setiap hari Mas Januar di rumahku. Hanya sesekali Ia mampir ke rumah Sarah. Tentu saja aku tidak peduli. Aku tahu Sarah tidak kesepian selama Mas Januar disisiku.
Sampai akhirnya tanpa terasa tahun-tahun berlalu. Kami masih sama. Meski sudah dengan lima anak. Ini menunjukkan betapa Mas Januar memang hanya mencintaiku. Biarlah Sarah dengan hidupnya. Suatu hari Mas Januar akan tahu sendiri. Atau kalaupun Tuhan menutup aib Sarah, mungkin itu karna Tuhan begitu mengasihi Mas Januar.
Sampai detik ini, aku sama sekali belum pernah bertemu Sarah secara resmi. Namun tak sekalipun aku mendengar tentangnya dari mulut Mas Januar. Setiap hari kami menjalani rumah tangga seperti orang-orang kebanyakan. Harmonis dan bahagia.
Selesai.
Tag:
Pernikahan terjebak umur, Cerpen pernikahan terjebak umur, Cerbung pernikahan terjebak umur, Blog cerpen, cerpen upay, kumpulan cerpen, Kumpulan novel, baca novel gratis