ANDA PENGUNJUNG KE




Terima kasih kami ucapkan kepada semua yang sudah berpartisipasi mengirimkan tulisan ke BLog Cerpen, Baik karya sendiri maupun artikel dari sumber lain. Mohon maaf kepada yang kiriman tulisannya belum bisa kami muat dikarenakan keterbatasan waktu...!!!



Ikhtiar (Berusaha dan Berdoa) Bab 7. Antara Bingung dan Kesal

Ikhtiar (Berusaha dan Berdoa) 
dalam cerita "Antara Bingung dan Kesal"

Baca cerita sebelumnya pada Bab 6 disini

Rasanya, melihat kekhawatiran yang terpancar dari mata Ka Nizam untuk Mba Sarah, membuatku merasa sedikit cemburu pada gadis sempurna yang belum lama kukenal itu. Tapi, siapalah aku. Rasanya sungguh tak tahu diri mencemburui suami orang lain. Aku bingung, jika belum menjadi istrinya saja, aku sudah merasa ada cemburu bagaimana nanti.

Bagaimana bisa Mba Sarah mengatasi perasaan seperti ini ya. Bahkan aku saja yang bukan siapa-siapa, bisa cemburu seperti ini pada istri sahnya. Bagaimana mungkin Mba Sarah tidak punya rasa cemburu padaku yang dimintanya menjadi istri kedua suaminya. Ataukah Mba Sarah tahu jelas dan pasti bahwa suaminya ini sama sekali tidak punya perasaan apapun padaku, makanya Ia bersikap wajar saja dan malah meminta suaminya menikahiku. Aaah rasanya hati ini semakin terbakar. Apa yang ada dipikiran Ka Nizam tentangku?


"May, tentang lamaran Sarah kepadamu untukku. Apa tidak bisa kau jawab lebih cepat?" Tiba-tiba saja kalimat tanya yang sangat aku hindari itu meluncur langsung dari mulut Ka Nizam sendiri. Entah kenapa rasanya aku malah ingin marah.


"Apa Ka? Maksudmu kau benar-benar ingin menikahiku? Apa Kaka bercanda? Ka, kalau cuma ingin mendapatkan keturunan, kalian kan bisa adopsi. Kenapa harus mengorbankanku untuk hidup ke tengah-tengah kalian?" Tanyaku dengan nada sedikit emosi. Aku sangat penasaran. Kenapa tiba-tiba Ka Nizam bertanya begitu. Kenapa tiba-tiba Ia menyetujui permintaan Mba Sarah untuk menikah lagi? Apa maksudnya? Apa yang dia ingin dariku?


"Aku bingung bagaimana menjelaskan posisiku yang serba salah diantara kalian. Masalahnya May, jikapun kamu gak punya perasaan apapun padaku atau kau tak berniat menikah denganku, bukankah seharusnya mudah saja bagimu untuk langsung menolak dan tidak membuat aku dan Sarah menunggu-nunggu seperti ini. Aku ingin masalah ini cepat clear."


"Maksud kaka, aku harus menolakmu sekarang juga?"


"Jadi keputusanmu adalah menolak lamaran Sarah untukku?"


"Lho, kenapa jadi seolah aku sudah memberi keputusan? Apa keinginan ka Nizam adalah aku menolaknya?"


"Ya ampun May, aku ini laki-laki. Apa harus aku bersikap serakah secara terang-terangan ingin memiliki kalian berdua?"


"Apa? Jadi Kakak sebetulnya ingin aku menerima lamaran kalian?"


"Ini kenapa jadi berputar-putar begini yah May? Bukankah lebih simple kalau kau langsung saja ke intinya saja. Mau atau tidak menikah denganku?"


"Ka, kalau saja kau bukan suami orang. Sudah dari kemarin-kemarin aku terima lamaranmu. Akupun ingin sekali menjadi istrimu Ka. Tapi kau tau, aku ini masih gadis egois yang sama yang pernah Kakak kenal dulu. Aku yakin Kakak ingat saat kita di sekolah dulu pernah bertengkar karna keegoisanku. Kita hanya berpura-pura saja melupakan kejadian lama itu untuk menjaga perasaan masing-masing. Terlebih sekarang kau telah beristri."


Nizam terdiam. Ingatannya flash back ke masa dimana mereka masih disatu sekolah SMA dulu. Pada kenyataannya, mereka pernah kenal cukup dekat. Hanya saja Mayang merahasiakan kedekatannya dengan Ka Nizam dari Ifa sahabatnya. Sehingga yang Ifa tahu justru adalah mereka hanya sama-sama mengenal satu sama lain dan tak lebih.


Pada masa itu........

Mayang saat itu tanpa sengaja hadir dikajian anak-anak Rohis disekolahnya karna dipaksa Ifa. Disitulah mereka pertama kali bertemu. Tanpa sengaja pula mereka saling bertatapan. Cukup lama untuk keduanya menyadari perasaan masing-masing. Beberapa kali bertemu dan mengobrol, Mayang merasa ada bulir-bulir cinta yang mengalir dihatinya yang begitu hangat setiap kali sedang mengobrol dengan Nizam kakak kelasnya itu.


Nizam bukan tidak menyadari perasaannya sendiri. Bahkan dari perhatian-perhatian kecil yang sering terlihat dari sikap Mayang, Ia tahu pasti bahwa Mayangpun menaruh hati padanya. Namun bagi Nizam, hubungan mereka tak bisa lebih dari sekedar teman sekolah antara kakak kelas dan adik kelasnya. Ia memendam rasa itu. Imannya lebih bisa mengendalikan hatinya. Namun justru berbeda dengan Mayang.


Mayang yang kala itu belum berhijrah apalagi berhijab, sangat ingin sekali Nizam cepat-cepat mengutarakan perasaannya padanya. Saat itu, Ia ingin seperti remaja-remaja lainnya yang punya hubungan spesial. Ya, Mayang ingin sekali menjadi pacar Nizam. Namun harga dirinya mengatakan untuk tidak menyatakan perasaannya lebih dulu.


Namun ditunggu berapa lamapun, tidak ada respon menuju ke titik sana dari pihak Nizam. Maka dihari kelulusan Nizam, saat itu ketika hujan turun, Mayang memberanikan diri. Bukan menyatakan perasaannya, melainkan mempertanyakan hubungan mereka selama ini. Yang berakhir pada pertengkaran dan mereka berpisah begitu saja. Lama tak ada kabar hingga akhirnya mereka dipertemukan kembali diacara kajian kemarin itu.


"Iya, kau benar May. Aku memang sempat jatuh cinta padamu ketika SMA dulu. Tapi kau tahu kan itu tidak mungkin." Jelasnya kemudian.


"Dan kau pergi begitu saja tanpa kabar. Tiba-tiba sekarang kembali dengan status suami orang dan minta aku jadi istri keduamu. Kau lebih dari egois Kak. OK aku mengerti pacaran itu sangat dilarang agama. Sejak kepergianmu saat kau lulus dulu, akhirnya aku memutuskan berhijrah. Aku merubah diriku dan berharap akan dipertemukan denganmu suatu hari nanti dalam keadaan kita sama-sama baik. Aku menantimu Kak. Dan apa yang kudapatkan sekarang? Jadi istri kedua?" 

Aku bangkit dari kursiku kemudian bergegas pergi meninggalkannya yang masih terpaku padaku.


Kenapa aku malah jadi sekesal ini yah. Betapa mudahnya dia melupakanku dan menikahi Mba Sarah yang sempurna itu. Sedangkan aku masih terus berharap bertemu dengannya. Apa ini Tuhan. Kau memang mengabulkan doaku untuk mempertemukan aku kembali dengannya. Tapi dalam kondisi begini?


"Ya Allaaah maafkan aku yang terus mengeluh sejak dipertemukan oleh pasangan menjengkelkan ini. Kenapa mereka begitu menggangguku dengan permintaannya. Bagaimana ini Tuhan. Haruskah kuterima pinangan Mba Sarah untuk suaminya? Bisa gila aku."


Sejak bertemu Kak Nizam tadi aku jadi tidak konsentrasi dengan pekerjaanku. Padahal masih banyak janji temu dengan pasien yang harus kuhadapi. Bagaimana ini. Dengan berat hati dan langkah lesu, kuminta Suster Ana untuk merubah jadwalku. Aku tahu ini adalah pekerjaan yang paling dibenci para suster karna merubah schedule itu rumit. Terlebih lagi jika schedule sudah etrbentuk selama satu bulan. Banyak pasien yang harus dihubungi via telepon.


Tapi daripada aku melakukan kesalahan dalam mendiagnosa dan berakhir kasus malpraktik. Sebaiknya memang merubah jadwal. Dokter juga manusia yang terkadang punya masalah rumit.


Bersambung ke Bab 8.


Baca Cerita Lengkap/Bab lainnya Klik Disini




Tag: Blog Cerpen, Cerpen Upay, Mama Cica, Cerpen, Cerbung, Novel, Kumpulan Cerpen dan Novel Gratis, Baca Novel Gratis, Kisah Nyata, Cerita Hari Ini, Cerita Horror, Cerita Misteri, Cerbung Mama Cica, Ikhtiar, Cerbung Ikhtiar, Ikhtiar Berusaha dan Berdoa, Cerpen Ikhtiar

Saluran WhatsApp.
Cerita Warna Warni.
Cerpen, Novel, Trilogy,
Horror, Curhat, dll.
Gabung yuk yang suka bercerita
dan mau belajar Blogging.



Belanja Produk Bermutu dan Berkelas 100% Original dari Official Store.