Berkisah tentang seorang reporter wanita bernama Vhaishali yang pada suatu malam dikejutkan oleh seorang nara sumber atau informan bernama guptaji yang meminta dirinya untuk menemuinya pada malam yang sudah sangat larut.
Setelah bertemu, Guptaji menyodorkan sebuah makalah laporan mengenai berita yang menurutnya akan menjadi head line news jika Vhaisali mau mencari tahu kebenaran tentang berita tersebut dan menayangkannya di channel miliknya.
Sekedar informasi ya guys. Sepertinya Vhaisali ini bukan bekerja sebagai reporter di stasiun TV, melainkan hanya saluran channel kecil yang Ia dirikan bersama rekannya. Disitu tidak dijelaskan apakah stasiun TV kecil ataukah Sebuah channel platform seperti youtube atau media sosial lainnya. Intinya, mereka mengelola saluran berita terkini.
Awalnya Vhaisali tidak tertarik dengan berita yang dibawa Guptaji. Karna sebelumnya Ia pernah keliru membawakan berita yang dibawanya namun ternyata itu berita palsu atau Hoax. Sehingga Ia tidak percaya lagi pada Guptaji.
Tapi Guptaji meyakinkan bahwa kali ini beritanya sungguhan dan yang lebih penting lagi, Guptaji ingin Vhaisali mengorek lebih dalam tentang berita ini sebelum menayangkan di salurannya. Karna tanpa bukti, mungkin mereka tidak akan dipercaya.
Jadi berita apa sih yang dibawa Guptaji?
Ternyata berita ini sangatlah rumit untuk ditayangkan. Bukan hanya tidak adanya bukti, tetapi juga ini adalah kasus yang menyeret beberapa tokoh pemda di daerahnya.
Pelakunya adalah orang penting di pemerintahan daerah. Jika salah langkah, bukan hanya saluran mereka yang terancam, bahkan nyawa taruhannya.
Guptajipun langsung menceritakan berita tersebut Vhaisali. Adalah Bansi Sahu pemilik Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu Putri. Selain pemilik, Bansi juga memiliki kedekatan dengan para petinggi pemerintah daerah. Sehingga bisa dikatakan Ia sangat berkuasa di kota tersebut. Bansi dikenal oleh masyarakat sebagai pria dermawan yang sangat baik hati karna memiliki visi misi merawat anak-anak yatim piatu.
Namun siapa sangka kalau ternyata yayasan itu hanyalah kedok baginya untuk melancarkan bisnis prostitusinya.
Disini aku sempat muak dan rasanya ingin kuhajar manusia ini. Sayangnya dia ada dalam film ya guys. Kalau benar ada dihadapanku. Sudah kupentung pakai panci teflon dari granit yang beratnya minta ampun itu. Hahaha....
Karna yang dia jadikan budak nafsu dan diperjualbelikan adalah anak-anak guys. Tidak satupun dari mereka yang terlihat dewasa. Rasanya kesal campur sedih waktu nonton film ini.
Apalagi waktu tahu bahwa ternyata film ini terinspirasi dari kisah nyata.
Jadi ingat berita yang belum lama ini beredar ya guys. Kalo ternyata di sinipun, di Indonesia tercinta kita ini sedang ada kasus serupa juga lho. Yang udah pada tahu beritanya komen. Heheh.... Kesel ya dengarnya.
Anak-anak yatim yang sejatinya dimuliakan demi mendapat Ridha Allah SWT, demi mendapat berkah dan rahmatNya, malah dijadikan budak nafsu. Astagfirullah. Dan ini sudah bukan rahasia lagi.
OK, kembali ke Bhakshak.
Vhaisali yang awalnya tidak tertarik dengan berita yang dibawa Guptaji, seketika terdiam mendengar kisahnya. Ia tak habis pikir. Bagaimana mungkin anak-anak ini dijadikan budak nafsu orang dewasa. Apakah mereka binatang? Bahkan binatang saja masih punya hati dengan anak-anaknya. Mereka lebih hina dan kotor dari binatang.
Kesal dengan cerita tersebut, akhirnya Vhaisali berniat membeberkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam bisnis human trafficking ini. Ia bertekad mencari tahu dan bukti sekuat-kuatnya untuk menjebloskan para bajingan pemerintah ini ke tahanan.
Namun ini bukanlah tugas yang mudah. Karna nyawa taruhannya. Bansi Sahu dan para anteknya tidak segan mencelakai siapa saja yang menghalangi bisnisnya, bahkan Ia sanggup membunuh. Sudah beberapa anak perempuan yang Ia bunuh demi menghilangkan bukti dan memusnahkan anak-anak yang terjangkit penyakit.
Vhaisali terus mencari tahu kebenaran itu bersama rekannya bernama Bhaskar, tak kenal lelah setiap hari dari pagi hingga larut malam kesana kemari demi mencari bukti dan saksi untuk melawan Bansi Sahu dan anteknya.
Sampai pada suatu hari, Kakak ipar Vhaisali yang seorang pengacara dipukuli habis habisan hingga babak belur dan terpaksa masuk IGD. Antek Bansi Sahu pelakunya mengira bahwa Kakak Ipar Vhaisali telah mangajukan tuntutan atas yayasan yang dimiliki Bansi. Selain itu, mereka juga ingin memberi peringatan pada Vhaisali bahwa jika Ia terus ikut campur, maka tidak hanya dirinya yang dalam bahaya, tetapi juga keluarganya.
Vhaisali sempat putus asa. Ia takut keluarganya terancam. Namun Ia bingung, siapa gerangan yang berani membuat laporan dan tuntutan ke kepolisian sedangkan Kakak iparnya yang seorang pengacara saja tidak seberani itu.
Awalnya Vhaisalipun mengira bahwa memang kakak iparnyalah yang melayangkan gugatan tersebut.
Namun saat dirawat di Rumah Sakit, sambil marah kepada Vhaisali, kakanya menegaskan bahwa dia tidak pernah membuat tuntutan apapun atas kejahatan Bansi. Ia berkata bahwa Ia tidak seberani itu. Karna memiliki keluarga yang harus Ia jaga.
Segala macam cara Vhaisali dan Bhaskar lakukan demi mendapatkan bukti dan saksi.
Akhirnya, mereka menemukan saksi hidup. Seorang wanita berumur 21tahun yang sempat menjadi Koki di yayasan putri milik Bansi Sahu. Sudha namanya. Beruntungnya Sudha bisa melarikan diri dari yayasan tersebut sebelum sempat diperdagangkan. Untungnya lagi, tidak ada orang-orang Bhansi yang mengejar Sudha. Karna Ia baru bekerja satu atau dua hari kala itu. Mungkin Sudha dianggap tidak akan berani mengungkap apa yang terjadi di yayasan tersebut. Terlebih lagi Ia hanya dua hari di sana dan sudah tentu tidak memiliki bukti apapun terkait tindakan kriminal yang terjadi di dalam yayasan tersebut. Berbekal kesaksian Sudha, Vaishali semakin bertekad menguak kasus tersebut demi membebaskan anak-anak dari tahanan berkedok yayasan yatim piatu.
Vaishali yang kesal bercampur sedih mengahadapi keadaan kakak iparnya, mencoba melaporkan kejadian pemukulan tersebut ke kantor polisi.
Namun seperti tebakan kita semua. Polisi tidak merespon dengan bijak laporan yang diajukan Vhaisali. Tentunya itu karna polisipun berada di bawah naungan Bhansi yang merupakan tokoh berpengaruh di pemerintah daerah kota tersebut.
Polisi menampik bahwa tuduhan itu bisa saja salah dan berbalik menjadi ancaman bagi Vhaisali.
Iapun pulang dengan kecewa meski awalnya tahu dan sudah menduga hal tersebut akan terjadi jika Ia melapor ke kepolisian.
Suatu hari Vhaisali mendapatkan informasi bahwa ada seorang polwan yang memiliki jabatan yang walau tidak tinggi, namun kemungkinan dapat membantu kasus ini.
Polwan ini bernama Bu Jasmeet Gaur. Saat menerima laporan Vhaisali, Jasmeet merasa ini akan sulit dihadapi. Meskipun Ia punya wewenang, namun tetap saja Ia masih memiliki atasan yang lebih berkuasa. Bu Jasmeet berjanji kepada Vhaisali untuk membahas kasus tersebut kepada atasannya. Meski Ia tak yakin, mengingat koneksi Bhansi Sahu yang begitu berpengaruh, namun Jasmeet tetap akan mencobanya.
Singkat cerita aja ya guys. Jadi mereka menemukan jalan buntu karna selain bukti yang kurang kuat, mereka juga tidak didukung oleh keadaan channel mereka yang pemirsanya masih sedikit. Namun pada akhirnya Vhaisali yang awalnya bertekad sekuat tenaga mencari bukti, menjadi tidak sabaran dan tanpa bukti dan hanya memiliki seorang saksi yaiut Sudha, Iapun memutuskan dengan berani menayangkan berita alakadarnya tersebut di channel mereka.
Bhaskar meminta bantuan kepada anak laki-lakinya yang ahli di bidang sosial media untuk bagaimana caranya agar siaran mereka bisa viral dan di notice oleh orang-orang atas yang berkuasa lebih daripada pemerintah daerah. Pada akhirnya usaha merekapun berhasil membuat berita tersebut menjadi viral. Pemerintah pusat sudah tidak bisa tinggal diam dan mau tak mau harus melakukan penyelidikan dan bertindak sesuai hukum yang berlaku.
Hmm... ternyata jaman sekarang memang harus banget menggunakan power netizen ya guys. Dengan dukungan Bu Jasmeet yang disetujui oleh atasan dan mentri yang lebih berkuasa, yayasan Bhansi Sahupun tidak bisa mengelak lagi untuk menghadapi penyelidikan dan menerima hukuman sebagaimana mestinya. Di akhir film kita diperlihatkan anak-anak yang akhirnya dibebaskan dari yayasan yang sangat tertutup dan pengap karna selama ini mereka dikurung di satu ruangan sempit dan tanpa jendela. Ceritapun berakhir dengan ditangkapnya orang-orang yang bersalah.
Catatan Penulis:
Film ini mengingatkan aku pada kasus di Holiwood sana dan belum lama inipun juga ada berita serupa yang terjadi di negri ini yang katanya melibatkan tokoh agama di sebuah yayasan atau pondok pesantren yatim piatu. Lho bisa mirip ya ceritanya. Kesel dan muak ternyata banyak sekali predator pedofil dajjal jin laknat yang bertebaran dengan kedok tokoh-tokoh baik di lingkungan masyarakat. Ya Allah semoga kita dan anak-anak kita selalu dalam lindungan Allah SWT. ya guys, dijauhkan dari hal-hal buruk dimanapun kita berada. Aamiin.
KUMPULAN PRODUK OFFICIAL STORE
CLICK KERANJANG atau DISINI
No comments:
Post a Comment