BAB 21.
Akhirnya Terungkap
PoV. Nenek:
70 tahun yang lalu, aku menikah dengan kakek buyut kalian.yang seorang mantan tentara belanda. Saat itu umurku masih sangat belia sekitar 15 tahun. Namun kondisi saat itu masihlah wajar menikah diumur seperti itu. Saat menikah, aku masih lebih muda darimu Ren. Percayalah, meski pernikahan itu terpaksa dilakukan aku sangat bahagia. Karna ternyata kakek buyut kalian yang aku nikahi sangatlah mencintai aku. Dia adalah satu-satunya lelaki yang menolak poligami. Aku satu-satunya istri baginya. Dijaman itu, bahkan hampir semua tuan besar memiliki selir, namun berbeda dengan kakek kalian. Ia sangat mencintaiku dan tak membiarkan siapapun menyakitiku.
Suatu hari ada seorang wanita muda yang jatuh hati teramat sangat pada kakek kalian. Namun, karna besarnya rasa cinta kakek padaku dan Ia memanglah lelaki setia. Ia tidak bergeming digoda oleh wanita tersebut. Wanita itu gila. Dia rela melakukan apa saja demi menarik perhatian kakek kalian. Namun tak ada satupun usahanya yang berhasil.
Namun suatu ketika, Ia dengan jahatnya memfitnah kakek kalian berbuat tidak pantas kepadanya. Ia bilang, Kakek kalian memperkosanya. Jaman itu belum canggih, tidak ada teknologi apapun yang sanggup membuktikan kakek kalian tidak bersalah. Cairan yang kami yakin bukan milik kakekpun tidak bisa dibuktikan bahwa itu bukan milik kakek.
Dengan tipu muslihat dan kecantikannya, dia berhasil merayu para petinggi kepolisian untuk menjadikan kakek kalian bersalah. Aku yang sedang hamil anak pertama yang adalah nenek kalian sangat shock hingga akhirnya aku dibawa ke rumah kesehatan yang sekarang disebut Rumah Sakit. Untungnya aku tidak sampai keguguran. Seperti yang kalian tahu, aku melahirkan putri kembar, yaitu nenek kalian. Astuti dan Astini. Mereka sangat cantik karna berdarah belanda. Kulitnya sebening embun persis seperti Ayahnya.
Aku menjalani hari-hariku membesarkan nenek kalian tanpa suami disampingku. Ia ditahan dan kami masih belum mendapat kepastian berapa lama Ia akan dibui. Namun hal tidak terduga terjadi. Ini sangat mengerikan. Ada seorang saksi mata yang menyaksikan kebusukan wanita itu. Entah bagaimana cerita persisnya, intinya pada akhirnya kami semua tahu bahwa kakek buyut kalian adalah korban fitnah dari wanita itu.
Sang saksi memberikan kesaksian dipengadilan yang waktu itu diadakan terbuka di tanah lapang yang luas di depan balai kota. Ia bersumpah bahwa malam itu Madam Mona, wanita yang memfitnah kakek melakukan aksinya. Ia memberi banyak minuman alkohol kepada kakek kalian melalui teman prianya yang sebetulnya adalah teman kakek juga. Mereka berkomplot memfitnah kakek. Setelah kakek mabuk, temannya itu membawa kakek ke dalam kamar wanita itu. Tidak lama kemudian, terjadilah fitnah.Wanita itu keluar dengan pakaian robek sambil menangis terisak dan menunjuk pintu kamarnya.
Semua orang menghampiri kamar wanita itu dan mendapati kakek yang terduduk diranjangnya dengan wajah merah karna alkohol dan mimik wajah bingung. Ada apa ramai-ramai? Dalam hati kakek bertanya. Namun, tanpa basa basi dan tidak ada satupun yang mendengarkan kakek, Ia dibawa paksa ke balai kota kemudian ditahan. Wanita itu berhasil memfitnah Kakek.
Setelah kakek sadar dari mabuknya, Ia jelaskan apa yang terjadi seingatnya. Kakek yakin tidak terjadi apa-apa di kamar itu. Namun sayangnya, ditemukan cairan yang mereka duga adalah milik kakek. Walaupun saat itu nenek yakin mereka percaya pada Kakek yang dikenal santun. Namun sepertinya para petinggi sudah dirayu oleh wanita itu untuk menjadikan kakek bersalah. Pada akhirnya kakek dikurung untuk diadili nanti.
Untungnya, saat pengadilan tengah berlangsung. Seorang lelaki muda berteriak lantang di lapangan luas itu bahwa kakek tidak bersalah. Hal yang terjadi kemudian sangat mengerikan. Setelah pemuda itu berteriak, beberapa Ibu-ibu dibarisan belakang tiba-tiba melempar wanita itu dengan batu dan beberapa jenis sayuran berat seperti kentang dan labu. Spontan Ia berteriak. Awalnya masih bisa dikendalikan. Namun karna wanita itu justru yang lebih tidak bisa terkendali, maka Ibu-ibu dan bahkan ada beberapa laki-laki yang ikut melemparinya semakin agresif.
Dari situ, jelaslah persoalannya bahwa memang dia hanya memfitnah kakek. Entah darimana datangnya, ada beberapa kelompok orang yang tiba-tiba saja menyiram wanita itu dengan cairan. Awalnya kami tidak tahu itu apa, namun tak lama, mereka melemparkan api kepada wanita itu. Kengerianpun terjadi. Wanita itu terbakar hebat disekujur tubuhnya. Suasana makin kisruh dan sulit dikendalikan.
Tidak lama kemudian, api bisa dipadamkan. Namun keadaan wanita itu sudah sulit diselamatkan. Didetik-detik terakhir hidupnya, dia menunjuk kepadaku dan Kakek kalian. Ia mengutuk kami. Yang aku ingat saat itu kalimatnya adalah,
"Ku kutuk kalian tujuh keturunan. Anak-anak gadis kalian tidak akan berumur panjang, mereka akan mati diumurku yang sekarang. Ingat itu baik-baik." Tak lama kemudian Iapun menutup mata selamanya. Dia tewas dibakar massa yang marah padanya saat itu.
Aku tahu bahwa massa marah bukan hanya karna kasus kakek kalian. Ia adalah wanita yang terkenal dengan kenakalannya. Banyak keluarga hancur karnanya. Saat tewas, umurnya genap 20 tahun. Orang-orang memanggilnya Madam Mona. Wanita cantik berdarah belanda jawa. Yang memanfaatkan kecantikannya hanya untuk bersenang-senang dengan semua lelaki yang Ia mau. Bahkan tak jarang suami orang. Ia jatuh cinta kepada Kakek yang sulit Ia dekati. Dia salah memilih lelaki dan berakhir tragis karna ulahnya sendiri.
Tapi seperti yang kalian ketahui, sejak hari itu. Kalimat terakhirnya terus terngiang dikepalaku dan kakek kalian. Meski akhirnya aku melahirkan 4 putra, namun aku kehilangan putri kembarku pada akhirnya. Entah ini hanya kebetulan atau kutukannya benar terjadi. Sudah empat keturunan keluarga besar kita kehilangan anak gadis tepat diumurnya yang ke-20. Itu sebabnya kami sangat over protective kepada kalian berdua. Lani dan Pia. Keturunan perempuan yang tersisa.
PoV Nenek selesai
**********
Aku mendengarkan cerita nenek dengan seksama, dari situ walaupun nenek belum sempat menjelaskan, aku sudah bisa menyimpulkan bahwa aku bukanlah anak kandung keluarga besar ini.
Akhirnya Pia yang meneruskan cerita Nenek. Cerita yang baru saja kami dengar, Pia juga baru mendengarnya langsung. Selama ini Ia tidak tahu ceritanya dengan lengkap. Tapi lanjutan ceritanya, Pia lebih tahu dan Nenek meminta Pia menjelaskan kepadaku. Karna Nenek sudah lelah berbicara. Sehingga Ia ingin istirahat.
Kamipun memutuskan pindah ke kamar Pia. Aku mendesak Pia menceritakan seluruhnya. Bagaimana aku diadopsi dan lain sebagainya.
Dari situ aku ketahui bahwa. beberapa anak gadis keluarga besar ini meninggal dalam keadaan tragis. Ada yang mengalami kecelakaan dan tubuhnya hancur, ada yang sakit tak terobati hingga tubuhnya membusuk, bahkan ada yang bunuh diri. Mereka semua tewas di ulangtahunnya yang ke-20.
Sampai akhirnya Kak Lani lahir, beberapa tahun kemudian Piapun lahir. Keluarga besar sangat ketakutan hal tersebut terjadi lagi. Meski mereka menepis kenyataan kutukan itu, namun nyatanya beberapa almarhumah tewas secara tidak wajar diusia yang sama persis, yaitu 20 tahun. Jadilah mereka selalu melarang Kak Lani dan Pia berkegiatan seperti anak-anak perempuan pada umumnya.
Pia beruntung memiliki Abang yang bisa menjaganya. Namun sayang, Ibuku tidak bisa melahirkan lagi karna kesehatannya. Itulah sebabnya Ayah dan Ibu akhirnya memutuskan mengadopsi anak lain. Awalnya mereka berseteru memutuskan mengadopsi anak laki-laki atau perempuan. Mereka ingin adopsi anak laki-laki agar mampu menjaga Kak Lani. Tapi kalian tahu yang terjadi?
Kenapa pada akhirnya akulah yang mereka adopsi? Aku terkejut bukan main. Ternyata, aku adalah salah satu keturunan Madam Mona. Wanita muda yang memfitnah kakek dan dibakar hidup-hidup oleh massa. Namun bukan itu alasan sebenarnya. Karna hal itupun baru diketahui nenek dan yang lain dua tahun yang lalu. Ketika mereka mengunjungi keluarga Bibi kandungku yang telah berpulang.
Alasanku mengapa ingin mengadopsi anak perempuan adalah untuk mengelabui kutukan itu. Mereka ingin menukar nyawaku dengan nyawa anak perempuan kandung keluarga ini. Tentu saja aku merasakan sakit hati yang luar biasa.
Ternyata saat kejadian tragis Madam Mona dibakar massa pada waktu itu, Ia telah memiliki dua orang putra yang adalah kakek buyut kandungku. Itulah penjelasannya kenapa aku cantik meski dengan kulit coklat terang bersinar. Ternyata aku keturunan Madam Mona. Si cantik yang nasibnya tragis.
Jangan tanya bagaimana perasaanku saat tahu semua ini. Aku terdiam dan sama sekali tidak memahami perasaan diriku sendiri. Yang ada hanyalah pertanyaan. Untuk tujuan apa keluarga ini mengadopsi bayi dari musuh mereka? Bukankah mereka sangat sakit hati pada Madam Mona almarhumah Nenek buyutku itu? Pia tidak tahu tentang tujuan ini. Sehingga aku harus mencari tahu sendiri atau bertanya langsung pada Ayah dan Ibu.
Lanjut ke Bab 22 yah guys...........
Tag:
Cerpen Upay, Blog Cerpen, Pengantin Cilik, Novel Pengantin Cilik, Pengantin Cilik Bab 1, Cerpen Pengantin Cilik, Kumpulan Cerpen, Kisah Nyata, Kumpulan Novel Gratis, Kisah Pengantin Cilik
No comments:
Post a Comment