DEMI WAKTU
Sore itu Nuni dan Nila pergi ke pasar untuk membeli keperluan memasak nanti malam, maklum lah anak kost semua serba sendiri disitulah awal pertemuan Nuni dengan dia ,.. Doni namanya
Cari sesuatu yang bisa dimasak dan dimakan nanti malam mas (canda Nila)
Mereka saling bertukar gurau sedangkan nuni yang sedari tadi berada disamping Nila bagai patung tak bernyawa yang masih setia diam memandang keduanya .. masih terlalu hangat dibenak Nuni kenangan bersama orang yang begitu dicintai sampai Nuni tak sadar kalau Nila dan Doni memandangnya dengan tatapan aneh campur bingung,..
“Kalian kenapa???”
“Cantik2 jangan suka melamun nanti kesambet looh”
Doni memang orang yang ramah suka bercanda yang masih dalam batas sopan.. menurut Nuni dia cukup baik untuk dijadikan teman.. dan lagi-lagi Nuni melamun gak jelas..
Setelah selesai belanja Nuni dan Nila segera pergi meninggalkan pasar,
Tak pernah terbayangkan oleh Nuni untuk pertemuan kedua dengan Doni... tapi entah mengapa dunia ini terlalu sempit hingga Nuni dan Doni harus bertemu lagi tapi bukan sebagai penjual dan pembeli kali ini konteksnya lain. Ya.. sebagai teman kuliah
“Hai,, kamu kuiah disini juga??” (sapa Doni pada Nuni)
Ya, (jawab Nuni cuek)
Nila yang memang dari sononya agak agresif dan merasa tidak disapa pangeran pasar (sebutan Doni) langsung aja nyerocos kaya balon bocor
“eeh kamu kan yang dipasar kemaren,, dunia sempit ya ga sengaja kita ketemu dikampus, keren lagi pas pake pakaian ini gak kaya pas pertama kali ketemu, kalo boleh tau rumah kamu dimana? Tinggal sama siapa? dikasih no.hp juga nggak apa-apa”
Sekuat tenaga Nuni menarik tangan Nila sedikit menjauh dan dibisikkannya ke telinga Nila yang penuh anting mainan warna ungu itu
“hiich nggak tau malu banget sich baru kenal udah kaya gitu , ga sopan tau nanti dia mikirnya kamu cewek super centil .. parahnya lagi kamu itu temenku malu-maluin ajah” (hardik Nila)
“Hallo...Nuni loe itu gak usah sok ngajarin gue kenalan sama cowok.. secara pengalaman, gue udah “mbah” loe stop dech jadi cewek kampung yang culun eeiittt terus aja inget-inget masa lalumu dengan pujaan hati yang ga kesampaian itu” (jawab Nila dengan bahasa alaynya)
“Ya sudahlah terserah” jawab nuni kesal dan berlalu dari hadapannya tanpa berpamitan
“Eeh mau kemana?????” ( Teriak Nila)
“MINGGAAAAAAAAAAAAAAAT” jawab Nuni dengan ketus
Saat itu juga entah apa yang ada di fikiran Doni,, sontak dia membuat Nuni kaget.. dia menarik kuat-kuat tangan Nuni dan bilang
“jangan pergi, jangan minggat, minggat itu perbuatan yang tidak baik, memang kadang hanya untuk menenangkan fikiran tapi kita kan gak tau apa yang akan terjadi setelah itu” (dengan wajah khawatirnya Doni terus menggenggam tangan Nuni )
“Saakittt tau emank siapa mau minggat beneran lepasin tanganku “ (maki Nuni padanya dan berlalu)
“sudah biarin aja dia emank aneh.. kenalin namaku Nila,, kamu siapa???
“aku Doni..” (keduanya berjabat tangan)
“nama kamu cakep ya kayak orangnya” (gombal Nila)
“waah terimakasih”
“ya.. Doni tinggal dimana??”
“di pasar”
“haah... emank asli mana??
“asli Solo”
“owh”
“kalau Nila tinggal dimana..???”
Di hatimu”
“kamu Nila .. bisa saja”
“saya pulang dulu ya”
“ya hati2 dijalan”
“ya” (sambil melambaikan tangan)
Sejak saat itu Nila merasa jatuh cinta pada Doni, dan setiap hari nya hanya Doni yang di elu-elukan sampe bosen Nuni dengernya, lagipula memang hati Nuni udah ketutup rapat- rapat buat laki-laki.. eeiitt maksudnya bukan karena Nuni lesbi tapi karena masih trauma dengan yang namanya laki-laki dan memilih untuk eng-nggak jatuh cinta lagi.
Nuni seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya ,usianya beranjak 20 th, asli Banyuwangi , Jawa Timur, Nuni bukan anak konglomerat seperti kebanyakan cewek-cewek kuliah di televisi, tapi Nuni punya kemauan tinggi untuk berusaha merubah nasib dan pandangan orang tentang keluarganya, Nuni tinggal di kost bersama sahabat terbaik “Nila” namanya , kemana-mana mereka berdua lawan dari lagu dangdut angka 1.. beda dengan Nila yang anak orang berada dia cantik, putih , perfect lah ... Nuni menyanyangi Nila seperti saudaranya sendiri karena di kota ini Nuni gak punya siapa-siapa selain Nila,, Nuni mengenalnya saat mereka sama-sama daftar di kampus tempat mereka belajar saat ini.. bedanya dia memilih jurusan ekonomi jadi mereka berpisah hanya saat ada mata kuliah.
“Eh ngapain sich masih hobi melamun..????”
“Suara Nila mengagetkan Nuni.. “
“emh enggak lagi pengen mengistirahatkan otak aja.. Kamu dari mana jam segini baru pulang???”
“Gue ... gue ba...”
“STOOP pake kata-kata alay atau aku tinggal tidur” (cegah Nuni sebelum Nila nyerocos)
“Oke..oke,,ya..ya..ya aku abis dari jalan-jalan sama Doni.. seneng banget bisa ngobrol sama dia orangnya ganteng, baik, sopan , perfect dech..menurutmu gimana???”
“No komen kalau masalah cowok..”
“Iih Nuni.. ayolah komen” (rengek Nila.. kaya anak TK minta mainan)
“Nggak bisa komen”
“Ya sudah makan bakso mang Jaja yuucck???/!!!!!.”
“Oke.. let’s go.!!!!”
Ini yang membuat Nuni dan Nila semakin akrab karena kita berdua suka bakso specialnya mang Jaja
Udah murah enak lagi sambil cuci mata hehehehe
“Eh Nun.. kapan ada rencana nglupain masalalumu???”
“Nggak tau..”
“Ayolah lupain aja..jangan siksa diri kayak gini”
“Aku nggak merasa tersiksa bahkan aku suka diriku yang sekarang ... soalnya dari dulu aku ini cerewet dan banyak cerita makanya di usia yang dewasa ini aku mau banyak diem aja..” (kata Nuni)
“Ya sudah kalau mau mu begitu” (balas Nila pasrah)
Akhirnya sampai juga diperempatan tempat mang Jaja biasa mangkal..
“Bakso 2 porsi mang” ( Nuni dan Nila selalu serentak mengagetkan mang Jaja)
“weeeexxxx udah nggak kaget.. udah nggak kaget” (balas mang Jaja meledek)
“Huuuftttt gak asik ah mang jaja ini pura2 kaget donk “ (hahahaha kata Nuni sambil tertawa)
Nuni dan Nila punya tempat favorit yaitu dipojok gerdu samping gerobak mang Jaja..
Gak pake lama mang Jaja mengantarkan 2 porsi bakso special
“Nil,, perasaanku malem ini koq nggak enak kenapa ya??” (kata Nuni disela-sela menikmati bakso)
“emank kamu ngrasain apa??” (tanya Nila)
“gak tau” (jawab Nuni lemas)
“Sudahlah mungkin cuma halusinasi” (Nila berusaha menghibur)
Tes.. tes.. (bukan suara orang nyoba mic) tapi air mata Nuni membasahi pipi
“Kamu kenapa Nun???” (tanya Nila khawatir)
Dia mirip pujaan hatiku Nil....... (jawab Nuni)
Pujaan hati... sebutan laki-laki yang selama ini menutup rapat2 hati Nuni pada laki-laki lain..tak terkecuali Doni, dia orang yang Nuni cintai sejak SMA tapi Nuni tak pernah berani mengungkapkan isi hatinya, Nuni hanya rajin menulis semua perasaannya diatas kertas dan entah suatu saat akan diketahui pujaan hatinya atau tidak, sampai akhirnya mereka berpisah untuk selamanya ... saat itu Nuni memang benar-benar ingin mengungkapkan perasaannya pada pujaan hati dan saat itu juga Nuni melihat pujaan hatinya sedang mengungkapkan perasaanya pada sahabat Nuni.. sebelum akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirnya karena kecelakaan setelah ditolak oleh sahabat Nuni karena sahabat Nuni tak punya perasaan apapun padanya.,. Nuni pun tak pernah tau dimana jasad dan makam pujaan hatinya .. karena setelah berita duka itu keluarganya pindah rumah entah kemana untuk melupakan semua kenangan mereka bersama almarhum..sungguh sampai saat ini hati Nuni masih hancur berserakan dan entah sampai kapan waktu Nuni untuk menyatukannya lagi..
“Nun..Nuni,... (panggilan Nila menyadarkan Nuni) sudahlah sudah.. seharusnya kamu bersyukur bisa ketemu sama orang yang mirip, mungkin dia lagi kangen sama kamu.. harusnya kamu tersenyum bukannya nangis. .(kata Nila sambil memeluk Nuni)
“ya Nil..”
Nuni berusaha menenangkan diri dengan melahap bakso mang Jaja yang dari tadi sempat menunggu
Selesai makan Nuni dan Nila kembali menyusuri trotoar sambil menikmati keindahan kota di malam hari yang dihiasi lampu2.. meski sesungguhnya dalam hati Nuni masih terasa sakit dan otak masih terus memutar semua kenangan bersama pujaan hatinya dulu..
“Doni...(teriak Nila dengan semangat)
Lagi-lagi kenapa sich harus ketemu dia (gerutu Nuni dalam hati)
“hai.. kalian dari mana mau kemana??”( sapa Doni dengan ramah)
“dari tukang bakso mau pulang.. kamu..???” (jawab Nila lincah)
“aku dari toko buku,, mau nyelesaiin tugas kampus” (balas Doni lalu bertanya dengan tatapan ke arah Nuni)
“temenmu kenapa seperti habis menangis,,??”
“alah sok tau kamu..” (jawab Nuni ketus)
“Sudah2 Don.. jangan ajak ngobrol dia..” (sela Nila yang gak rela Doni menatap Nuni lama-lama)
“ya sudah aku pamit pulang dulu ya Nil..” (Doni berpamitan)
“ya sampai jumpa besok”(balas Nila melambaikan tangan)
Nuni dan Nila pun segera pulang.. sampai di kost Nuni langsung tidur..
Esoknya , masih pagi udah jengkel gara-gara si Nila nenek gambreng
“Nuni..Nuni.. bangun bangun bangun..”
“iichh ada apa sich pagi2 gaduh”
“liat Doni sms aku..dia sms ngajak jalan2 nanti sepulang kuliah” (kata Nila kegirangan)
“yaelah... gitu aja..” (jawab Nuni sewot)
“ayo cepet bangun bantuin aaku dandan .. aku gak mau Doni kecewa”
“Dasar nenek gambreng.. “(gerutu Nuni)
terpaksa dech nemenin Nila dandan abis-abisan demi si Doni pangeran pasarnya itu
Tok.. tok..tok..tok..
“hhaaah jangan-jangan Doni udah jemput aku.,. gak sabar banget sich dia..(begitu terlihat sumringah wajah nenek gambreng )” bukain donk sayang,, bukain pintu buat pangeranku” (rengek Nila)
Pastinya dengan tampang manyun dan males-malesan Nuni bukain pintu.. dibalik pintu ada seorang cowok pake kemeja kotak-kotak warna merah dan celana jeans,..
“cari siapa..??” tanya Nuni
“ini bener kost an nya Nila ya mbak??”
“ya bener.. mas ini siapa ya??”
Belum sempat laki-laki itu menjawab Nila keluar dengan wajah sumringah karena Nila fikir yang datang Doni seketika berubah histeris...dan menangis...
Nuni dibuat bingung oleh kedua orang ini,,yang masing2 masih kaku dan tak sanggup berkata apa-apa..
terdengar suara indah dari mulut laki-laki itu..
”aku mencintaimu dan aku ingin kau menjadi yang terakhir dalam hidupku”
yang membuat nila semakin keras menangis dan hampir pingsan..
tapi ia kuatkan diri untuk berkata “Nuni cepat tutup pintunya dan jangan biarkan dia masuk..!!!!” (Nuni pun menurutinya)
Nuni memapah Nila yang sudah lemas tak berdaya sambil terisak... dengan suara lirih Nuni beranikan diri bertanya pada Nila
“Nil..sebelumnya aku minta ma’af kalau lancang.. memang laki-laki yang tadi itu siapa??? “
“di dia..dia.. ci cin cinta pertamaku Nun, “
“lalu kenapa kamu menangis???”
“aku sudah melupakannya”
“kenapa??”
“karena orang tuanya tak suka padaku .. dan dia memilih untuk menurut tanpa memikirkan perasaanku pada saat itu dan sekarang dia muncul kembali.. apa maunya??? Sakit hatiku dihina orang tuanya dulu”
“ya sudah sabar... jangan terlalu difikirkan.. kan masih ada Doni , siapa tau nanti dia nembak kamu kan ??? (kata Nuni berusaha menghibur sahabatnya)
“ya..Nun,,do’akan aku ya.. aku pasti jadian sama Doni (smbil berusaha tersenyum)
Sambil menghapus air matanya Nuni berkata “siip.. jangan biarkan orang yang menyakiti kita bangga karena sudah bisa membuat kita menangis “
Nila tersenyum, segera ia betulkan make up nya lalu berpamitan untuk pergi menemui Doni.
Suasana hening karena sendiri di kost membuat Nuni ingat akan kata-katanya yang baru saja keluar dari mulut tanpa sadar “jangan biarkan orang yang menyakiti kita bangga karena sudah bisa membuat kita menangis “ dalam hati Nuni bertanya.. memang aku sudah bisa tidak menangis untuk pujaan hatiku..?? memang aku lebih kuat dari Nila..?? berbagai pertanyaan hati menyerang Nuni membuat Nuni kembali menetaskan air mata tanpa tau apa sebabnya.
Di taman kampus
“Hai Nil.. udah lama nunggu ya..??” (sapa Doni dengan senyum manisnya)
“nggak koq baru aja dateng” (jawab Nila membalas senyum Doni)
“to the point aja yah nil, aku ngajak kamu ketemu disini karena aku mau ngomong sesuatu sama kamu tapi kamu jangan marah ya..??” (kata Doni cemas)
“emank mau ngomong apa..??” (selidik Nila penuh harap)
“aku suka kamu Nil, sejak pertama bertemu di pasar.. aku rasa kamu enak diajak ngobrol.. baik, cantik, perhatian, nyambung juga tiap sms an, gimana apa kamu mau jadi pacarku???”
Entah apa yang dirasa Nila.. seharusnya dia bahagia karena selama ini dia juga suka sama Doni,. Tapi entah mengapa dalam hatinya terasa sakit bercampur dengan semua bayangannya bersama Anton (cinta pertamanya) .. saat itu bibir Nila kaku dan hanya bisa meneteskan air mata...
“Nil.. kamu kenapa??” apa kamu marah atau aku lancang..??” (tanya Doni cemas)
Nila masih diam
“ya sudah aku nggak maksa kamu untuk jawab sekarang .. aku tau mungkin ini terlalu cepat,, aku akan tunggu sampai kamu siap untuk menjawab... ayo aku antarkan pulang” (ajak Doni)
Doni menggenggam tangan Nila.. dan hati Nila semakin menjerit menangisi semua yang terjadi padanya saat ini
Sampai dirumah..
“cie cie ada yang abis kencan nih” kata Nuni menggoda Nila
belum sempat Nila membalas goda Nuni,, yang tentu terlihat mata Nila baru saja mengalirkan air.. terdengar suara pintu diketok.. segera Nuni membuka pintu dan ada 3 orang dibalik pintu
“mbak .. Nila nya ada ,??? Aku Anton dan ini kedua orang tuaku” (katanya memperkenalkan diri)
Saat itu Nuni sempat kaget lalu masuk untuk memanggil Nila
“Nil... ada tamu untukmu,,
“siapa..??”
“keluar sajalah..nanti kamu akan tau” (Nuni tak sanggup memberitahunya)
“Nila” (terdengar suara Anton memanggil Nila)
“A a anton.. ng ngapain kamu kes sini..???” (perkataan Nila terbata-bata)
“aku kesini ingin melamar kamu Nil,, aku bawa kedua orang tuaku” (Anton segeraa mendekap Nila yang masih kaget)
“ya.. nak Nila,, kami minta ma’af kalalu dulu kami menyakiti hati nak Nila.. sekarang om dan tante merestui kalian” (kata ibu Anton)
Nuni yang sedari tadi dibelakang Nila.. tak bisa membayankan bagaimana perasaan Nila saat ini,.
lama Nila diam.. dan suasana menjadi hening karena tak ada jawaban apapun dari Nila .... Nuni pun tak tau harus berbuat apa,.. lalu Nuni menyuruh Nila berbicara.,, dengan suara yang serak dan menahan sakit hatinya Nila berkata:
“ aku butuh waktu untuk berfikir”
dan Anton menjawab
“aku tunggu kamu sayang..tolong jangan kecewakan aku”
Lalu mereka berpamitan untuk pulang...
Setelah itu Nila masuk kamar dan menangis sejadi-jadinya.. aku bingung mesti ngapain.. lalu aku biarkan dia menenangkan diri sampai ia tertidur
Paginya Nuni dan Nila terlibat pembicaraan serius.. lebih serius dari rapat paripurna, didalam kamar yang masih penuh dengan barang-barang berserakan karena belum sempat bersih -bersih Nila berkata :
“Nun... apa kamu mau menolongku.??” (pertanyaan Nila mengawali)
“tentu,, hanya kamu yang aku punya di kota ini Nil” (jawab Nuni ikhlas)
“aku mau kamu pacaran sama Doni..!!!!”
“apaaaa..?????” (Nuni serasa disambar petir) gila kamu Nil,, aku gak punya perasaan apa-apa padanya bukankah kamu yang selama ini mencintainya.. nggak aku nggak mau.” (teriak Nuni)
“Nun.. dengerin aku dulu.. aku mohon .. Doni itu butuh seseorang yang tulus dan bisa menyemangati hidupnya..” (pinta Nila)
“memang dia kenapa..???” (selidik Nuni)
“dia sakit kanker.. dan sekarang harus diterapi untuk kesembuhannya apa kamu tega??”
“apa kanker., bukannya dia baik2 saja..??? (pertanyaan Nuni memastikan)
“itulah yang membuatku mengaguminya.. Dia banyak bercerita tentang kehidupannya padaku Nun.. dia itu pandai menyembunyikan sakit dia mau aku yang jadi penyemangat hidupnya,.. Tapi aku gak bisa
“kenapa??”
“Karena hatiku masih pada Anton.. dan harapan terbesarku sejak dulu adalah bersama Anton.. aku mohon Nun,, jaga Doni baik2 aku mohon.. baru aku sadari perasaanku pada Doni hanyalah sebatas kagum..” (sekali lagi Nila memohon pada sahabatnya)
Nuni diam seribu bahasa.. fikirannya semrawut nggak karuan.. tapi Nila terus memaksa Nuni berbicara
“aku gak tau Nil.. bagaimana aku bisa menyemangati Doni sedangkan cintanya hanya untukmu dan aku pun tak mencintainya..???” (kata Nuni)
“aku yang akan bicara pada Doni.. asal kamu mau???” (paksa Nila)
Entah apa yang ada difikiran Nuni .. tiba-tiba meluncur kata2 tanpa Nuni sadari
“ya aku mau demi kamu dan Doni”
“makasih banyak Nun.. kamu memang yang terbaik, besok aku ajak ketemuan Doni dan aku bilang semuanya”
Mereka berpelukan dan terlihat kebahagiaan diwajah Nila, sahabat terbaik Nuni
Seperti yang sudah direncanakan Nila, mereka ketemuan di taman
“Don,. Sebelumnya aku minta ma’af ... aku hanya ingin jujur padamu tentang perasaanku dan menjawab atas pertanyaanmu padaku, aku sudah putuskan pilihanku , aku tak bisa bersamamu aku tak bisa jadi bagian dari hidupmu lebih dari teman karena hatiku milik orang lain.. aku sadar selama ini perasaanku padamu hanya sebatas kagum.. sekali lagi aku minta ma’af Don” (Nila terisak)
(Dengan tersenyum dan berbesar hati Doni menjawab) “ya Nil.. aku mengerti dan aku ikhlas dengan semua jawabanmu,, meski sakit tapi aku yakin ini semua yang terbaik untuk kita”
“tenang Don.. aku sudah bicara pada Nuni,.. kamu ingat kan temanku yang suka ketus sama kamu.. dia yang akan menemanimu ,, aku yakin dia yang akan bisa menjagamu , bukan aku.. apa kamu mau???” (jelas Nila)
“terimakasih kamu masih mau peduli padaku Nila,”
“ya sama-sama Doni.. semoga kamu cepat sembuh”
(Mereka berpelukan lalu berpisah )
Akhirnya diresmikanlah pertunangan Nila dan Anton sedangkan Nuni dan Doni..
Nuni dan Doni.. tidak mereka belum jadian
Ketika itu Nila berkata pada Doni: “ Don... aku tau cintamu pada Nila..dan aku pun tak punya perasaan apa-apa padamu.. tapi karena Nila memintaku untuk menjagamu, maka aku akan menjagamu sampai kamu sembuh”
“terimakasih Nuni.. aku pun akan mencoba melupakan Nila.. aku akan sembuh untuk kamu,, mungkin tuhan kirimkan kamu untuk aku,,aku janji tak akan mengecewakanmu” (jawab Doni pasrah)
Setelah itu.. hari-hari Nila dilalui bersama Doni.. kemanapun bersama.. Nila antarkan Doni berobat . hari berganti minggu minggu berganti bulan bulan berganti tahun... saat itulah mulai muncul perasaan yang lain pada diri Nuni,. Belum sempat Nuni jauh memikirkannya,. Doni menyatakan perasaannya pada Nuni:
“Nuni.. entah apa yang aku rasakan padamu,, setelah 3 tahun menjalani hari bersama..aku merasakan sesuatu yang lain.. aku nyaman bersamamu,, lebih dari apa yang aku rasakan pada Nila..”
Astaga Nuni kaget setengah mati.. ternyata Doni pun merasakan hal yang sama.. oh Tuhan apa ini jawaban dari setiap do’a-do’aku.. apakah Doni orang yang Kau kirimkan untukku.. apakah Doni jodohku... semua pertanyaan berkecamuk dalam hati Nuni.. dan Nuni putuskan untuk menerima Doni menjadi kekasihnya...
Doni berjanji akan segera melamar Nuni ksetelah dia dinyatakan sembuh dari penyakitnya,, aku bahagia sekali mendengarnya.. sekarang Nuni menjalani hari-hari dengan Doni bukan sebagai teman untuk penyemangat hidup lagi tapi sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai..
sampai pada suatu hari di perjalanan pulang setelah mengantar Doni berobat, Nuni bertemu dengan pujaan hatinya dulu,.. ya pujaan hati yang selama ini Nuni nanti yang selama ini Nuni anggap sudah pergi untuk selama-lamanya dan saat ini muncul dihadapannya,..dengan selembar kertas di tangannya yang tak asing dimata Nuni
ya kertas yang pernah Nuni tulisi ungkapan hatinya dulu.. kenapa kenapa bisa ditangan Ridwan,, apa yang terjadi,, bagaimana semua ini terjadi... entah darimana asalnya pertanyaan yang begitu berkecamuk dalam hati Nuni.. dan Ridwanpun membacanya dihadapan Nuni
Untuk yang tersayang...J
Ridwan ,,,
entah aku terlalu pengecut untuk mengungkapkan perasaanku padamu atau memang ini takdirku memendam perasaanku sendiri,..aku tak bisa mendamaikan hatiku saat mengingatmu aku bahkan malu mengakui betapa aku sayang padamu ,., meski sikapmu terkadang melukaiku, tak pernah sedikitpun terbesit angan untuk melupakanmu.. sungguh hati ini hanya untukmu dan berharap bisa bersamamu . Tapi aku yakin pilihan hatimu adalah yang terbaik.. dan mungkin bukan aku,.. aku akan berusaha ikhlas menerima ini semua.. aku selalu mendo;akan mu agar kamu bahagia bersama pilihan hatimu
aku hanya ingin ucapkan terimakasih kamu sudah mau hadir dalam hidupku dan aku tidak pernah menyesal telah mencintaimu walaupun kekecewaan yang aku dapat,... bawalah pergi cintaku J
|
entah apa yang Nuni rasakan pada saat itu,, Nuni langsung memeluk erat Ridwan pujaan hatinya seakan tak mau melepaskannya lagi.. ia tak rela sedetikpun berpisah dengan Ridwan.. cintanya ... pujaan hatinya.. dan dia pun sama,. Dia pergi untuk kembali ,, kembali untuk Nuni setelah Ridwan tau Nuni sangat mencintainya ,., buat Nuni saat itu adalah kebahagiaan yang tak ternilai harganya.. hal terindah dalam hidup Nuni hanyalah dalam peluknya.. pelukan Ridwan pujaan hatinya
“Nuni,.. ma’afkan aku meninggalkanmu.. saat itu aku tak tau kalalu kamu sungguh-sungguh padaku, aku terlalu bodoh sampai aku tak tau perasaanmu.. dan aku terlalu genksi untuk menanyakan padamu,,sungguh aku menyesal” (kata Ridwan)
“ya aku tau.. dan saat ini aku sangat bahagia bisa memelukmu “ (kata Nuni dengan mata berkaca-kaca)
“apa kamu mau menerimaku seperti harapanmu dulu Nuni,,??” (tanya Ridwan)
Seketika Nuni lepaskan pelukan indah itu, pertanyaan yang membuatku serasa disambar petir, teringat satu kata yang membuat dada Nuni terasa sesak, mulut kaku, dan hanya air mata yang mampu mengalir perlahan “DONI”... dalam hati Nuni menjerit “ oh Tuhan apa yang telah aku lakukan aku punya Doni , Doni yang menyayangiku, tidak Ridwanlah cintaku, yang kunanti, terlalu tinggi khayalku untuk Ridwan dan sekarang dia ada didepan mataku setelah sekian lama ku nanti...” dalam hati Nuni terus beradu ,... Nuni berlari sekuat tenaga entah kemana kaki membawa tubuhku yang masih kaku, menjauhi tubuh Ridwan diapun tak mampu mencegah Nuni.. Nuni menangis sepuas hati..
Nuni berteriak sepuasnya ia ingin melepaskan semua beban ini ,,
“aku tak tau siapa yang harus aku pilih.. “ (ia bersandar disebuah pohon rindang di pinggir danau)
“Aku yang tak pernah bisa lupakan dirinya
yang kini hadir diantara kita
namun ku juga takkan bisa menepis bayangmu
yang slama ini temani hidupku
Ma’afkan aku menduakan cintamu
berat rasa hatiku tinggalkan dirinya
dan demi waktu yang bergulir disampingmu
ma’afkanlah diriku sepenuh hatimu
seandainya bila ku bisa memilih
Kalau saja waktu itu ku tak jumpa dirinya mungkin semua tak kan seperti ini
dirimu dan dirinya kini ada dihatiku membawa aku dalam kehancuran ...........”
ditemani syair lagu grup band Ungu.. hati Nuni terasa tersayat-sayat,,, tapi Nuni harus tetap memilih salah satu mulailah Nuni memutar lagi memorinya sejak awal dengan Ridwan pujaan hatinya sampai akhir dengan Doni kekasihnya.. lama Nuni berfikir dan ia temukan jawabannya ya,..Nuni memilih Doni dan harus Nuni akui bahwa selama ini Doni lah yang sesungguhnya Nuni cintai Nuni tak akan mengulang masalalu yang menyakitkan itu Nuni sudah berusaha melupakan Ridwan dan Nuni menemukan tambatan hatinya yaitu Doni.. Nuni akan mengatakan pada Ridwan bahwa Doni lah pilihannya..
tiba-tiba ponsel Nuni berbunyi ,, tertera nama “my love”... Doni
“hallo” (terdengar suara gaduh diseberang sana)
“hallo... hallo...”
“iya hallo siapa ini..???”
“benar ini dengan ibu Nuni,,??”
“ya ..anda siapa..knapa handphone Doni ada pada anda???”
“ma’af .. saya perawat rumah sakit,.. pak Doni kritis anda bisa segera kemari..??”
“apa..???? ya saya segera kesana” (bagai disambar petir kaget bukan kepalang) Nuni kuatkan kaki menuju rumah sakit.. dengan terisak Nuni menemui kekasihnya yang terbaring lemas diatas ranjang rumah sakit..
“sayang.. kenapa menangis..???” (tanya Doni pada kekasihnya)
“kamu kenapa,, bukannya sudah sembuh.. aku mohon jangan sakit lagi jangan tinggalkan aku” (air mata Nuni sudah tak terbendung lagi)
“sayang tolong jangan menangis.. aku tak ingin membuatmu bersedih .,.,. aku hanya tak mampu menahan rasa sakit ini..” (Doni berusaha menguatkan Nuni)
“TIDAK.. kamu pasti kuat kamu pasti sembuh,, aku disini untukmu aku mencintaimu tak akan ku relakan kau tinggalkan aku”
“tapi kamu sudah temukan pujaan hatimu kan..??”
Entah darimana Doni tau tentang Ridwan.. tapi Nuni menjawab dengan pasti
“ya.. aku memang sudah temukan pujaan hatiku dulu.. tapi sekarang dan sampai nanti kamulah belahan jiwaku.. ku mohon jangan sakit sayang..” ( Nuni memeluk tubuh kekasihnya yang sudah sangat lemas)
“kembalilah sayang.. dialah cinta sejatimu.. ma’afkan aku tak bisa bahagiakanmu.. ma’afkan aku menyusahkanmu selama ini” (dengan nada memelas, Doni tersenyum melihat Nuni)
“kebahagiaanku bersamamu.. bukan yang lain” (teriak Nuni)
“aku sudah tak sanggup sayang.. aku ingin istirahat.. berjanjilah padaku untuk kembali pada pujaan hatimu.. percayalah cintaku tak akan pernah mati walau raga ini tak bisa disisimu lagi” (kata Doni lirih dan tak mampu berkata lagi)
Tidaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkk kekasihku telah tiada ,, tak pernah ku bayangkan itu kata-kata terakhirnya untuku..
Nuni berteriak histeris dan semua terasa gelap...
Dan saat Nuni sadar .,.. “ternyata itu semua bukan mimpi.. kekasihku telah pergi untuk selamanya,,”
Nuni diantar Nila ke tempat peristirahatan terakhir Doni, Nuni tak kuasa menahan semuanya dan lagi lagi Nuni pingsan..
Sampai Nuni sadar untuk kesekian kalinya.. Nuni mencoba ikhlas berkata dalam hatinya bahwa “inilah yang terbaik untuk kekasihku aku jahat jika aku harus membiarkannya merasakan sakit.. aku yakin sekarang dia sedang tersenyum karena tak ada rasa sakit ditubuh nya....”
“Selamat jalan kekasihku... benar katamu cinta kita tak akan pernah mati meski raga kita tak bisa bersama lagi,, tunggu aku sayang.. tungu aku datang menemuimu.. aku akan selalu merindukanmu”
by fenny fatmawati
No comments:
Post a Comment