Tiba-tiba ada suara ketukan dari luar. Spontan kami terkejut karna sedang asiknya berbincang. Ternyata Bibi yang mengetuk pintu kamar Pia.
"Sudah malam, sebaiknya matikan lampu dan cepat tidur. Jangan ngobrol dengan suara keras dan sampai pagi."
"Iya Bu..."
"Iya Bi..."
Jawab kami bersamaan.
Mau tak mau kami menghentikan pembicaraan. Padahal aku masih sangat penasaran. Apa maksud Pia? Benarkah ada larangan-larangan itu dikeluarga kami?
Ah, rasanya aku sulit mencerna. Bagaimana bisa dijaman secanggih ini masih saja ada orang yang berpikiran kolot dengan menerapkan aturan-aturan demikian untuk anggota keluarganya turun temurun.
Mataku belum juga mau terpejam. Aku masih terus memikirkan kalimat Pia. Ingin rasanya kubangunkan dia. Cepat sekali dia terlelap. Padahal belum lama tadi Bibi mengetuk pintu.
Sambil berusaha memejamkan mata, aku flash back kehidupanku ke belakang.
Selama ini kehidupanku lebih banyak perintah daripada larangan. Kuingat satu persatu.
Aku memang tidak pernah dilarang bermain, tapi sepulang sekolah, aku harus selalu tepat waktu. Itupun karna jam pengajian yang tidak lama setelah jam pulang sekolah.
Jika telat, Ibu akan memakiku sejadi-jadinya. Bahkan menghukumku untuk tidak keluar kamar dan mengambil ponselku. Itulah mengapa aku selalu berusaha menuruti perintah Ibu.
Selain itu, hampir tidak pernah ada tugas kelompok yang dijadikan PR. Semua dikerjakan di Sekolah. Jadilah aku tak pernah sekalipun belajar kelompok di luar sekolah bersama teman-teman.
Sore sepulang pengajian, Ibu mengharuskanku menjemput Kakak di mini market tempatnya bekerja. Alasannya, kakak tidak boleh sendirian di jalan. Kemanapun dan dimanapun Kakak, aku wajib menyusulnya.
Aturan untuk kakak dan Pia sama. Kenapa aku berbeda? Seolah aku dilahirkan untuk menjaga kakak.
Semua kegiatan-kegiatan Kakak yang berlangsung begitu-begitu saja, selalu ada aku dibaliknya yang harus mengantar atau menjemputnya.
Tapi ada satu perbedaan. Dalam hal pendidikan, Ayah dan Ibu justru lebih mendukungku untuk bersekolah setinggi mungkin. Tapi kakak? Ia pernah dilarang saat meminta masuk perguruan tinggi. Entah apa alasannya.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di blog ini. Mohon untuk tidak berkomentar yang bersifat provokatif. Komentar yang tidak pantas, tidak akan ditampilkan. terima kasih !