KISAH RINTO
Hidup itu memang
sulit untuk dijalani. Kadang senang, kadang susah. kadang manis, kadang pahit.
Semua hal tentang hidup pasti kita semua punya ceritanya masing-masing, seperti
halnya cerita Rinto yang bermula dari kesadarannya akan pribadinya selama ini.
Rinto seorang
siswa SMA kelas satu disalah satu SMA negeri Jakarta. Dia memiliki kepribadian
yang tekun belajar, pintar, sedikit pendiam, sedikit pemalu, tetapi dia mudah
bergaul dengan siapa saja.
Suatu ketika dia
masuk sekoah dihari pertamanya bersekolah, awalnya dia sempat berfikir tentang
bagaimana dia bersikap nantinya dilingkungan kelas ataupun sekolah baru
nantinya, apakah dia akan sok gaul, atau dia akan pendiam seperti dulu lagi,
ataupun dia berusaha untuk bersikap fleksibel.akhirnya dia memantapkann diri
untuk bersikap fleksibel menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi nantinya.
Setibanya di kelas, “ hai nama kamu siapa?” Tanya Rinto pada orang yang
ditemuinya. “oh hai, gua Robi, elo enggak usah kaku gitu kali..santai aja,
enggak usah pake aku- kamu !” ujar Robi teman baru Rinto. “ eh iya maasf, aku…eh
, gua bolehkan duduk di sebelah ‘e..lo(canggung)?” kata Rinto. “ yaudah, tuh
duduk…” kata Robi. Sehabis itu, Rinto pun mulai berkenalan dengan teman
sekelasnya yang lain. Dia berusaha untuk tidak canggung lagi dalam mengucap
kata elo-gua.
Kejadian seru
dan mengasyikkan pun terjadi di kelas Rinto dan Robi. Terkadang Robi suka
menjahili teman yang lain dan Rinto hanya ikut-ikut tertawa. “ woi Med, elo bau
banget..enggak nyadar apa lo?” ejek Robi. “dih siapa yang bau , elo kali…”
balas Memed (teman sekelas Rinto dan Robi yang berpenampilan kucel, muka
berminyak,dan bermata sayu). “dih, Rin elo nyium bau-bau gitu gak? Soalnya dari
tadi sama dari kemaren giliran gua deket Memed, gua nyium bau yang tidak
sedap.” Kata Robi. “iya nih.., sama gua juga nyium..” terus Rinto. “ heh Med,
elo mandi pake abu gosok ya?” Tanya Robi. “iya, emang kenapa.” jawab Memed. “ ih
MEMED MANDI PAKE ABU GOSOK……!” ucap Robi (keras, sampai orang satu kelas
mendengar dan semua mata tertuju pada Memed). “ ih Memed mandi pake abu gosok,
bau ih bau…!” seru teman yang lain, ikut mengejek Memed. “ hahahaha, …” tawa
Rinto. Rinto tiba-tiba berfikir sejenak, (jika aku berkelakuan seperti itu terhadah orang lain,
bagaimana bila aku diperlakukan yang
sama…, pasti aku akan merasa sakit hati..) Rinto pun lekas pergi dari situ dan
mulai pergi ke perpustakaan.
Setibanya Rinto di perpustakaan, Rinto melihat cewek
yang mungkin baru dia lihat di sekolah itu, cewek itu terlihat cantik dan
manis. Rambutnya terurai, halus dan terlihat sedang membaca buku. Rinto tidak
berani menyapanya, meskipun tiba-tiba cewek itu melintas di depannya. Tiba-tiba
Robi datang menghampiri Rinto. “ woi ngapain lo disini?” Tanya Robi
tergesah-gesah (terlihat berlari dari arah pintu masuk). “ya baca bukulah, abis
dari tadi elo sibuk ngejek Memed mulu.., gua kesini aja.” Kata Rinto. “ ya seru
sih.,,Memed emang harus digituin, supaya dia gk bau lagi.” Ujar Robi. “ eh Rob,
elo liat gak tuh cewek yang lagi duduk di kursi sambil baca buku “. Tanya
Rinto. “ yang mana banyak kali cewek yang duduk di kursi sambil baca buku”.
Jawab Robi. “ ah elo, ntu yang rambut panjang trus baca buku sains, yang
ditengah sendirian.” Kata Rinto. Oh..,si Intan.., knapa emang, elo naksir ya?”
ejek Robi. “ aah.., enggak.,.. perasaan gua baru ngeliat, emang elo dah kenal
sama dia?” kata Rinto (gugup). “Yaiyalah secara dia tuh cewek paling mans di
sekolah, kmana aja lo selama ini! Sana klo elo berani samperin dai trus ajak
kenalan deh “ seru Rinto. Enggak ah, nanti aja.. , semoga nanti gua bakal masuk
kelas IPA dan si Intan seklas sama gua!” kata Rinto (berbisik).” Ehmm, ngarep
lo..!” seru Robi.
Ketika kenaikan
kelas, Rinto dan Robi masuk kelas IPA dan ternyata Intan pun sekelas dengan
mereka. “tuhkan benr apa kata gua.., gua sekelas sama Intan.” Ujar Rinto. “
bener juga lo, jago lo ngeramal.” Kata Robi.” Bukan ramal, tapi emang udah
jodoh kali…” seru Rinto. Rinto pun memberanikan diri untuk berkenalan dengan
Intan. “ hai nama kamu elo siapa?” Tanya Rinto dengan malu-malu. “ ya, nama gua
Intan… salam kenal “. Jawab Intan. “boleh minta no. hp nya gak?” minta Rinto.
“ehm buat apa?” Tanya Intan . “ ya buat klo sharing tentang pelajaran, sama klo
kita kerja kelompok, trus sama ngobrol-ngobrol aja…” ujar Rinto (beralasan).
“oh ya , 0857*****”. Jawab Intan. “ makasih ya, nanti gua sms ke lo.” Kata
Rinto ( senang ).
Hari demi hari ,
bulan demi bulan semnjak mereka berkenalan, Rinto dan Intan semakin dekat.
Mereka saling sharing tentang pelajaran sekaligus basa-basi PDKT. Rinto memang
anak yang dikenal rajin belajar dan dia
memang menjadi langganan juara kelas, kedekatannya dengan intan membuatnya
semakin giat belajar, sampai-sampai dia menjadi juara ke-2 olimpiade sains
tingkat provinsi. Kedekatan mereka berlangsung hingga mereka beranjak ke kelas
tiga. Suatu ketika Rinto ditunjuk oleh gurunya untuk mewakili sekolah dalam
kejuaraan karya ilmiah tingkat nasional bersama dengan Intan. Tanpa bas-basi
Rinto pun menjawab “ya” kepada gurunya, karena Rinto berfikir jika begitu dia
bakal makin dekat dengan Intan. Suatu ketika, Rinto hendak ingin menyampaikan
seuatu pada Intan sewaktu belajar di perpustakaan. “ Tan, gua mau ngomong sama
lo tentang perasaan gua selama ini sama elo, telah banyak waktu yang kita
lewati berdua di kegiatan belajar maupun sms-an, gua rasa gua suka sama elo,..
elo mau enggak jadi pacar gua?” Tanya Rinto dengan penuh harap. “ ehm gimana
ya, selama ini gua juga ngerasa begitu, dan sepertinya gua nyaman sharing sama
elo.,” ujar Intan (kaget dan berwajah kemerahan). “ jadiii…?” terus Rinto. “ iya
gua mau jadi pacar elo…” kata Intan (tersipu-sipu). “ ALHAMDULILLAH!” seru
Rinto (kegirangan). “ tapi kan kita mau ikut olimpiade karya ilmiah, ntar elo
enggak consent lagi gara-gara pacaran sama gua?” kata Intan (khawatir). “ justru
itu, gua bakal buktiin anggapan negative orang-orang tentang: jika pacaran,
pelajaran dan kesuksesan di sekolah terganggu. Itu salah…” kata Rinto. “ oh
bagus deh..,,” kata Intan
Rinto dan Intan
akhirnya menjadi juara 3 besar dalam kejuaraan tersebut. Rinto dan Intan
mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di salah satu universitas ternama di
Indonesia karena menjadi salah satu siswa yang paling inspiratif dan kreatif di
ajang karya ilmiah tersebut.
Beberapa minggu
kemudian kelulusan untuk kelas tiga diumumkan dan Rinto mengambil beasiswanya
di universitas ternama di Yogyakarta, sedangkan Intan haru ikut keluaganya yang
pindah ke Jepang karena urusan pekerjaan, dan Intan pun berkuliah disana.
Mereka berdua berfikir , jika hubungan jarak jauh tidak akan bertahan dan
akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah. Menyadari hal itu Rinto tidak ingin
berlarut-larut dalam kesedihan, dia akan berusaha mengejar cintanya lagi di
kemudian hari. Rinto ingin membuka lembaran barunya tanpa Intan untuk berkuliah
di Yogyakarta.
PENULIS : EKO JUNIHARTO
MOTO : “ Tidak
harus hebat untuk memulai, tetapi harus memulai untuk menjadi Hebat “.
dimulai dari sekarang dan dari diri sendiri
ReplyDelete