Terima kasih kami ucapkan kepada semua yang sudah berpartisipasi mengirimkan tulisan ke BLog Cerpen, Baik karya sendiri maupun artikel dari sumber lain. Mohon maaf kepada yang kiriman tulisannya belum bisa kami muat dikarenakan keterbatasan waktu...!!!

Kisah Rinto

Cerpen yang saya posting kali ini kiriman dari Eko Juniharto. Kisah yang inspiratif. Untuk Eko, saya ucapkan banyak terima kasih atas partisipasinya. Berikut ini kisahnya.

KISAH RINTO


Hidup itu memang sulit untuk dijalani. Kadang senang, kadang susah. kadang manis, kadang pahit. Semua hal tentang hidup pasti kita semua punya ceritanya masing-masing, seperti halnya cerita Rinto yang bermula dari kesadarannya akan pribadinya selama ini.
Rinto seorang siswa SMA kelas satu disalah satu SMA negeri Jakarta. Dia memiliki kepribadian yang tekun belajar, pintar, sedikit pendiam, sedikit pemalu, tetapi dia mudah bergaul dengan siapa saja.
Suatu ketika dia masuk sekoah dihari pertamanya bersekolah, awalnya dia sempat berfikir tentang bagaimana dia bersikap nantinya dilingkungan kelas ataupun sekolah baru nantinya, apakah dia akan sok gaul, atau dia akan pendiam seperti dulu lagi, ataupun dia berusaha untuk bersikap fleksibel.akhirnya dia memantapkann diri untuk bersikap fleksibel menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi nantinya. Setibanya di kelas, “ hai nama kamu siapa?” Tanya Rinto pada orang yang ditemuinya. “oh hai, gua Robi, elo enggak usah kaku gitu kali..santai aja, enggak usah pake aku- kamu !” ujar Robi teman baru Rinto. “ eh iya maasf, aku…eh , gua bolehkan duduk di sebelah ‘e..lo(canggung)?” kata Rinto. yaudah, tuh duduk…” kata Robi. Sehabis itu, Rinto pun mulai berkenalan dengan teman sekelasnya yang lain. Dia berusaha untuk tidak canggung lagi dalam mengucap kata elo-gua.

Kejadian seru dan mengasyikkan pun terjadi di kelas Rinto dan Robi. Terkadang Robi suka menjahili teman yang lain dan Rinto hanya ikut-ikut tertawa. “ woi Med, elo bau banget..enggak nyadar apa lo?” ejek Robi. “dih siapa yang bau , elo kali…” balas Memed (teman sekelas Rinto dan Robi yang berpenampilan kucel, muka berminyak,dan bermata sayu). dih, Rin elo nyium bau-bau gitu gak? Soalnya dari tadi sama dari kemaren giliran gua deket Memed, gua nyium bau yang tidak sedap.” Kata Robi. iya nih.., sama gua juga nyium..” terus Rinto. “ heh Med, elo mandi pake abu gosok ya?” Tanya Robi. “iya, emang kenapa.” jawab Memed. “ ih MEMED MANDI PAKE ABU GOSOK……!” ucap Robi (keras, sampai orang satu kelas mendengar dan semua mata tertuju pada Memed). “ ih Memed mandi pake abu gosok, bau ih bau…!” seru teman yang lain, ikut mengejek Memed. “ hahahaha, …” tawa Rinto. Rinto tiba-tiba berfikir sejenak, (jika aku  berkelakuan seperti itu terhadah orang lain, bagaimana bila aku diperlakukan  yang sama…, pasti aku akan merasa sakit hati..) Rinto pun lekas pergi dari situ dan mulai pergi ke perpustakaan.

 Setibanya  Rinto di perpustakaan, Rinto melihat cewek yang mungkin baru dia lihat di sekolah itu, cewek itu terlihat cantik dan manis. Rambutnya terurai, halus dan terlihat sedang membaca buku. Rinto tidak berani menyapanya, meskipun tiba-tiba cewek itu melintas di depannya. Tiba-tiba Robi datang menghampiri Rinto. “ woi ngapain lo disini?” Tanya Robi tergesah-gesah (terlihat berlari dari arah pintu masuk). “ya baca bukulah, abis dari tadi elo sibuk ngejek Memed mulu.., gua kesini aja.” Kata Rinto. “ ya seru sih.,,Memed emang harus digituin, supaya dia gk bau lagi.” Ujar Robi. “ eh Rob, elo liat gak tuh cewek yang lagi duduk di kursi sambil baca buku “. Tanya Rinto. “ yang mana banyak kali cewek yang duduk di kursi sambil baca buku”. Jawab Robi. “ ah elo, ntu yang rambut panjang trus baca buku sains, yang ditengah sendirian.” Kata Rinto. Oh..,si Intan.., knapa emang, elo naksir ya?” ejek Robi. “ aah.., enggak.,.. perasaan gua baru ngeliat, emang elo dah kenal sama dia?” kata Rinto (gugup). “Yaiyalah secara dia tuh cewek paling mans di sekolah, kmana aja lo selama ini! Sana klo elo berani samperin dai trus ajak kenalan deh “ seru Rinto. Enggak ah, nanti aja.. , semoga nanti gua bakal masuk kelas IPA dan si Intan seklas sama gua!” kata Rinto (berbisik).Ehmm, ngarep lo..!” seru Robi.
Ketika kenaikan kelas, Rinto dan Robi masuk kelas IPA dan ternyata Intan pun sekelas dengan mereka. “tuhkan benr apa kata gua.., gua sekelas sama Intan.” Ujar Rinto. bener juga lo, jago lo ngeramal.” Kata Robi.” Bukan ramal, tapi emang udah jodoh kali…” seru Rinto. Rinto pun memberanikan diri untuk berkenalan dengan Intan. “ hai nama kamu elo siapa?” Tanya Rinto dengan malu-malu. ya, nama gua Intan… salam kenal “. Jawab Intan. boleh minta no. hp nya gak?” minta Rinto. “ehm buat apa?” Tanya Intan . “ ya buat klo sharing tentang pelajaran, sama klo kita kerja kelompok, trus sama ngobrol-ngobrol aja…” ujar Rinto (beralasan). “oh ya , 0857*****”. Jawab Intan. “ makasih ya, nanti gua sms ke lo.” Kata Rinto ( senang ).

Hari demi hari , bulan demi bulan semnjak mereka berkenalan, Rinto dan Intan semakin dekat. Mereka saling sharing tentang pelajaran sekaligus basa-basi PDKT. Rinto memang anak  yang dikenal rajin belajar dan dia memang menjadi langganan juara kelas, kedekatannya dengan intan membuatnya semakin giat belajar, sampai-sampai dia menjadi juara ke-2 olimpiade sains tingkat provinsi. Kedekatan mereka berlangsung hingga mereka beranjak ke kelas tiga. Suatu ketika Rinto ditunjuk oleh gurunya untuk mewakili sekolah dalam kejuaraan karya ilmiah tingkat nasional bersama dengan Intan. Tanpa bas-basi Rinto pun menjawab “ya” kepada gurunya, karena Rinto berfikir jika begitu dia bakal makin dekat dengan Intan. Suatu ketika, Rinto hendak ingin menyampaikan seuatu pada Intan sewaktu belajar di perpustakaan. “ Tan, gua mau ngomong sama lo tentang perasaan gua selama ini sama elo, telah banyak waktu yang kita lewati berdua di kegiatan belajar maupun sms-an, gua rasa gua suka sama elo,.. elo mau enggak jadi pacar gua?” Tanya Rinto dengan penuh harap. “ ehm gimana ya, selama ini gua juga ngerasa begitu, dan sepertinya gua nyaman sharing sama elo.,” ujar Intan (kaget dan berwajah kemerahan). “ jadiii…?” terus Rinto. “ iya gua mau jadi pacar elo…” kata Intan (tersipu-sipu). “ ALHAMDULILLAH!” seru Rinto (kegirangan). “ tapi kan kita mau ikut olimpiade karya ilmiah, ntar elo enggak consent lagi gara-gara pacaran sama gua?” kata Intan (khawatir). “ justru itu, gua bakal buktiin anggapan negative orang-orang tentang: jika pacaran, pelajaran dan kesuksesan di sekolah terganggu. Itu salah…” kata Rinto. “ oh bagus deh..,,” kata Intan
Rinto dan Intan akhirnya menjadi juara 3 besar dalam kejuaraan tersebut. Rinto dan Intan mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di salah satu universitas ternama di Indonesia karena menjadi salah satu siswa yang paling inspiratif dan kreatif di ajang karya ilmiah tersebut.

Beberapa minggu kemudian kelulusan untuk kelas tiga diumumkan dan Rinto mengambil beasiswanya di universitas ternama di Yogyakarta, sedangkan Intan haru ikut keluaganya yang pindah ke Jepang karena urusan pekerjaan, dan Intan pun berkuliah disana. Mereka berdua berfikir , jika hubungan jarak jauh tidak akan bertahan dan akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah. Menyadari hal itu Rinto tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, dia akan berusaha mengejar cintanya lagi di kemudian hari. Rinto ingin membuka lembaran barunya tanpa Intan untuk berkuliah di Yogyakarta.

PENULIS :  EKO JUNIHARTO
MOTO : “ Tidak harus hebat untuk memulai, tetapi harus memulai untuk menjadi Hebat “.

1 comment:

Unknown said...

dimulai dari sekarang dan dari diri sendiri